Kejahatan kebencian terhadap orang Asia sedang meningkat di banyak bagian dunia, termasuk di Vancouver, tempat tinggal bagi populasi besar etnis Asia di Kanada. Laporan baru oleh Departemen Kepolisian Vancouver menunjukkan peningkatan tajam jumlah serangan rasis yang bertepatan dengan pandemi COVID-19.
Laporan yang dirilis Departemen Kepolisian Vancouver baru-baru ini menunjukkan kejahatan rasial di kota di Kanada barat itu naik 717 persen. Kejahatan yang menarget komunitas Asia itu naik dari 12 pada 2019 menjadi 98 tahun lalu. Kenaikan itu serupa dengan tren yang terjadi di Amerika tetapi mengejutkan di kota dengan komunitas Asia yang besar dan mapan.
Statistik pemerintah menunjukkan bahwa 42 persen populasi metropolitan Vancouver adalah keturunan Asia.
Pada 30 Maret, seseorang berusia 47 tahun, dikenakan tuduhan yang jarang: "menghasut kebencian publik." Orang itu merusak properti dengan menulis grafiti rasis di jendela Pusat Kebudayaan China di Vancouver. Ketua Pusat Kebudayaan, Fred Kwok, mengatakan vandalisme rasis itu direncanakan dan disengaja.
“Menurut saya itu adalah niat jahat untuk menyebar xenofobia ke masyarakat umum. Selain itu, saya mengatakan kepada polisi, kalau kita bandingkan, ini hampir sama dengan aksi terorisme. Tujuannya hanya satu, membuat takut semua orang Tionghoa."
Queenie Choo adalah CEO S.U.C.C.E.S.S., organisasi nirlaba yang berbasis di Vancouver. Organisasi itu membantu imigran baru, terutama dari Asia. Ia mendesak lebih banyak penelitian dan dokumentasi tentang masalah ini.
“Salah satu cara melakukannya adalah dengan mengumpulkan data berbasis ras, berkonsultasi dengan masyarakat dan terbuka tentang mengapa dan data apa yang dikumpulkan, dan bagaimana data itu akan digunakan untuk melakukan perbaikan sehingga kita memahami besarnya situasi ini.”
Choo juga mengatakan bahwa pemerintah harus mendanai kampanye antirasisme, termasuk inisiatif pendidikan.
Juru bicara Departemen Kepolisian Vancouver Tania Visintin menilai peningkatan serangan berbasis ras itu mengejutkan.
“Ini cukup membingungkan, terutama karena ini adalah kota yang multikultural. Jadi, fakta bahwa ada begitu banyak kebencian, khususnya terhadap orang-orang keturunan Asia Timur, cukup menjengkelkan."
Visintin mengatakan departemennya mempermudah pelaporan kejahatan rasial secara online. Diharapkan lebih banyak data dan dokumentasi akan membantu kota itu mengatasi tren itu. [ka/jm]