Anak-anak perempuan yang diculik oleh militan Islam memicu kemarahan dan kekhawatiran di seluruh dunia dan mengundang pertanyaan mengapa tidak banyak pemimpin Islam yang membela mereka.
Presiden Direktur Grup Karama yang bermarkas di Kairo, Hibaaq Osman mengatakan, tidak banyak “suara protes” dari masyarakat Muslim.
Komentarnya itu muncul setelah militan Boko Haram memperlihatkan video lebih dari seratus anak perempuan yang ditangkap, yang tampak sedih dan ketakutan.
"Tentu saja ada pernyataan di sana sini, tapi tidak terlihat ada unjuk rasa atau protes di jalan-jalan,” kata Hibaaq Osman.
Dia mengatakan, mungkin karena korbannya adalah anak-anak perempuan yang berusaha mendapat pendidikan.
"Jika kita melihat hak-hak perempuan pada umumnya, tidak hanya pada masyarakat Islam, tetapi dalam banyak komunitas, tampak ada kesulitan besar dalam membela hak-hak perempuan, dan orang tidak bereaksi cepat,” papar Osman.
Selama 5 tahun terakhir, Boko Haram telah melakukan terror di Nigeria dengan puluhan tindakan brutal dan serangan-serangan mematikan. Kelompok itu mengatakan, ini perjuangan untuk menegakkan hukum Islam yang keras di negara itu.
Masyarakat internasional secara relatif tenang menghadapi serangan-serangan itu, kata Ibrahim Hooper dari Dewan Hubungan Islam- Amerika. Tapi dia mengatakan, hal itu telah berubah.
"Penculikan terhadap siswa perempuan itu benar-benar menggugah dunia dan juga menggugah masyarakat Muslim, tentang apa yang terjadi di sana,” kata Hooper.
Kesengsaraan para siswa perempuan itu membangkitkan protes-protes, salah satunya di Washington, DC. Hooper mengatakan, kaum Muslim juga mengungkapkan kemarahan mereka.
"Para pakar Muslim, organisasi-organisasi Muslim dan lembaga-lembaga Muslim di seluruh dunia mengutuk Boko Haram dan perbuatannya," kata Hooper.
Boko Haram mengaku memeluk Islam, tapi Hooper mengatakan, kaum militan itu telah "membajak" agama untuk mendorong tujuan mereka.
- Pam Dockins/ VOA
Presiden Direktur Grup Karama yang bermarkas di Kairo, Hibaaq Osman mengatakan, tidak banyak “suara protes” dari masyarakat Muslim.
Komentarnya itu muncul setelah militan Boko Haram memperlihatkan video lebih dari seratus anak perempuan yang ditangkap, yang tampak sedih dan ketakutan.
"Tentu saja ada pernyataan di sana sini, tapi tidak terlihat ada unjuk rasa atau protes di jalan-jalan,” kata Hibaaq Osman.
Dia mengatakan, mungkin karena korbannya adalah anak-anak perempuan yang berusaha mendapat pendidikan.
"Jika kita melihat hak-hak perempuan pada umumnya, tidak hanya pada masyarakat Islam, tetapi dalam banyak komunitas, tampak ada kesulitan besar dalam membela hak-hak perempuan, dan orang tidak bereaksi cepat,” papar Osman.
Selama 5 tahun terakhir, Boko Haram telah melakukan terror di Nigeria dengan puluhan tindakan brutal dan serangan-serangan mematikan. Kelompok itu mengatakan, ini perjuangan untuk menegakkan hukum Islam yang keras di negara itu.
Masyarakat internasional secara relatif tenang menghadapi serangan-serangan itu, kata Ibrahim Hooper dari Dewan Hubungan Islam- Amerika. Tapi dia mengatakan, hal itu telah berubah.
"Penculikan terhadap siswa perempuan itu benar-benar menggugah dunia dan juga menggugah masyarakat Muslim, tentang apa yang terjadi di sana,” kata Hooper.
Kesengsaraan para siswa perempuan itu membangkitkan protes-protes, salah satunya di Washington, DC. Hooper mengatakan, kaum Muslim juga mengungkapkan kemarahan mereka.
"Para pakar Muslim, organisasi-organisasi Muslim dan lembaga-lembaga Muslim di seluruh dunia mengutuk Boko Haram dan perbuatannya," kata Hooper.
Boko Haram mengaku memeluk Islam, tapi Hooper mengatakan, kaum militan itu telah "membajak" agama untuk mendorong tujuan mereka.
- Pam Dockins/ VOA