Human Rights Watch mengutuk serangan-serangan terhadap blogger dan aktivis Vietnam oleh penyerang yang belum diketahui identitasnya, dan menyerukan pada pemerintah untuk melakukan penyelidikan dan menyeret pelakunya ke muka hukum.
Laporan Human Rights Watch yang dikeluarkan hari Senin (19/6) menyorot 36 serangan yang terjadi tanpa proses hukum antara Januari 2015 dan April 2017.
“Dalam banyak kasus, serangan terjadi di hadapan polisi tidak berseragam yang tidak melakukan apapun,” demikian laporan tersebut. "Dalam banyak kasus pula serangan terajdi bersamaan dan tampaknya mendukung tindakan represif yang secara resmi dilakukan terhadap para aktivis tersebut,” tambahnya.
Ditambahkan bahwa pada hampmir semua kasus, korban serangan “juga ditarget untuk ditangkap dan menjalani berbagai bentuk tindakan represif lainnya.”
Direktur Human Rights Watch Untuk Kawasan Asia Brad Adams mengatakan “para aktivis di Vietnam selama ini beresiko dipenjara hanya karena bicara terbuka, tetapi kini mereka juga beresiko menghadapi masalah keamanan dalam kehidupan sehari-hari hanya karena menjalankan hak-hak dasar mereka.” Ditambahkan “pemerintah Vietnam perlu menegaskan bahwa mereka tidak akan mentolerir perilaku semacam ini dan mengakhiri kampanye kekerasan terhadap aktivis-aktivis ini.”
Kementerian Luar Negeri Vietnam belum menanggapi permintaan Associated Press untuk menanggapi pernyataan tersebut.
Laporan itu menyatakan ada sekitar 110 tahanan politik yang tidak diketahui nasibnya di Vietnam.
Vietnam telah berulangkali menyatakan tidak ada tahanan politik di negara komunis itu, dan hanya yang melanggar hukum yang dipenjara. [em]