Vietnam, Kamis (15/6) mendesak China agar melakukan tindakan yang bertanggung jawab dan konstruktif di Laut Cina Selatan yang disengketakan, menyusul laporan Pentagon yang menyoroti peningkatan kekuatan militer Beijing di perairan strategis itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Le Thi Thu Hang, memberitahu wartawan bahwa pemerintahnya memiliki landasan hukum dan bukti sejarah untuk mengukuhkan kedaulatannya atas kepulauan Spratly dan Paracel di Laut Cina Selatan, dan bahwa aksi-aksi negara asing di kepulauan itu tanpa izin Vietnam adalah ilegal.
Dalam laporan tahunan yang dilansir sebelumnya bulan ini, Pentagon menyatakan bahwa hingga akhir tahun lalu, China telah membangun hanggar berkapasitas 24 pesawat tempur, posisi-posisi senjata permanen, barak-barak, bangunan kantor dan fasilitas komunikasi di masing-masing dari tiga pos luar terbesar: Fiery Cross, Subi dan Mischief Reefs. Masing-masing memiliki landas pacu yang panjangnya minimal 2.680 meter.
Begitu tuntas pembangunannya, sebut laporan itu, China akan dapat menampung tiga resimen tempur di Kepulauan Spratly.
China juga membangun infrastruktur di empat pos terluar yang lebih kecil, yang mencakup senjata di lapangan dan fasilitas komunikasi, sebut laporan itu. Vietnam, bersama-sama dengan China dan Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan sama-sama mengklaim beberapa bagian atau seluruh kepulauan Spratly, yang diyakini kaya sumber daya alam dan merupakan salah satu jalur laut tersibuk di dunia. [uh/ab]