Puluhan saksi memberi kesaksian hari Senin untuk menjelaskan bagaimana kehidupan mereka telah berantakan oleh pembantaian yang dilakukan oleh psikiater angkatan darat Amerika Mayor Nidal Hasan.
Dewan juri perwira militer sudah mendapati Hasan bersalah membunuh 13 orang dan melukai lebih dari 30 lainnya dalam serangan di pangkalan militer itu. Mereka sekarang harus menentukan hukumannya – apakah penjara seumur hidup atau hukuman mati yang jarang dijatuhkan pengadilan militer.
Orang-orang yang selamat dari serangan itu juga memberi kesaksian hari Senin, termasuk Sersan Patrick Ziegler. Ia mengatakan kepada dewan juri bagaimana ia ditembak 4 kali dan menjalani pembedahan darurat yang mengeluarkan kira-kira 20 persen otaknya.
Hasan, seorang Muslim yang lahir di Amerika, telah mengaku melakukan serangan itu, dengan mengatakan ia beralih pihak atas dasar apa yang dianggapnya perang Amerika terhadap Islam. Ia membela dirinya sendiri dalam peradilannya dan tidak mengajukan saksi yang meringankannya.
Dewan juri perwira militer sudah mendapati Hasan bersalah membunuh 13 orang dan melukai lebih dari 30 lainnya dalam serangan di pangkalan militer itu. Mereka sekarang harus menentukan hukumannya – apakah penjara seumur hidup atau hukuman mati yang jarang dijatuhkan pengadilan militer.
Orang-orang yang selamat dari serangan itu juga memberi kesaksian hari Senin, termasuk Sersan Patrick Ziegler. Ia mengatakan kepada dewan juri bagaimana ia ditembak 4 kali dan menjalani pembedahan darurat yang mengeluarkan kira-kira 20 persen otaknya.
Hasan, seorang Muslim yang lahir di Amerika, telah mengaku melakukan serangan itu, dengan mengatakan ia beralih pihak atas dasar apa yang dianggapnya perang Amerika terhadap Islam. Ia membela dirinya sendiri dalam peradilannya dan tidak mengajukan saksi yang meringankannya.