Kabar ini menjadi perbincangan hangat di Facebook setelah sebuah akun bernama Suwarno Cano Swe mengunggah rekaman video pelarungan anak buah kapal ABK Indonesia di perairan Somalia, Sabtu lalu.
Dalam video tersebut disebutkan jenazah ABK Indonesia yang bekerja di kapal Luqing Yuan Yu 623 itu dilarung di perairan Somalia.
Pelaksana tugas juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Senin (18/5), menjelaskan Kementerian Luar Negeri mendapatkan informasi tentang pelarungan jenazah awak kapal warga Indonesia di perairan Somalia dari solidaritas pelaut pada Sabtu lalu, ketika kabar ini ramai di media sosial.
Berdasarkan informasi itu, lanjutnya, Kementerian Luar Negeri langsung menghubungi pemilik akun Facebook yang menayangkan video pelarungan ABK warga Indonesia itu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah menugaskan Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun dan Duta Besar Indonesia untuk Kenya merangkap Somalia Soehardjono Sastromihardjo untuk menyelidiki informasi itu.
Faizasyah mengakui tidak mudah untuk menggali lebih lanjut karena informasi yang disebar melalui Facebook itu sangat terbatas. Dia menambahkan informasi dari pemilik akun Facebook yang menyebarluaskan video pelarungan ABK warga Indonesia juga belum sampai pada tahap kesimpulan.
"Sebenarnya perlu juga institusi terkait di dalam negeri untuk membantu melakukan pelacakan. Mencari tahu dari database yang ada, apakah orangnya betul seperti yang dimunculkan di video tersebut. Apakah ada data paspornya, kontrak kerja dan lain-lain. Sehingga berdasarkan data itu, kita bisa melakukan pelacakan secara lebih fokus," kata Faizasyah.
Selain itu, menurut Faizasyah, Kementerian Luar Negeri telah membicarakan kasus ini dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan kementerian terkait karena data mengenai warga Indonesia bekerja di kapal asing tidak ada di Kementerian Luar Negeri tapi di kementerian terkait.
Faizasyah mengakui sampai saat ini Kementerian Luar Negeri belum memperoleh informasi lebih lanjut dari Duta besar Indonesia untuk China dan Duta Besar Indonesia untuk Kenya mengenai pelarungan ABK warga Indonesia di perairan Somalia. Sekali lagi dia menekankan persoalannya adalah pihaknya tidak memiliki data mengenai orang yang disebut dalam video itu, baik data paspor atau kontrak kerjanya.
"Yang akan sangat membantu adalah kalau kita memiliki data yang lebih konkret, apakah itu kontrak kerja, salinan paspor, dan lain-lain dari anak buah kapal yang muncul muncul di video tersebut,” ujar Faizasyah.
Dilansir dari Tribunnews.com, ada tiga cuplikan video berdurasi 29 detik yang diunggah oleh akun Facebook tersebut. Dalam video itu, tampak seorang ABK disiksa hingga meninggal dan jasadnya dilarung ke laut. Peristiwa ini diduga terjadi di kapal ikan Luqing Yuan Yu 623 berbendera China.
ABK asal Indonesia itu bukan hanya disiksa, tetapi juga menjadi korban perbudakan sekaligus penganiayaan dengan benda-benda keras. Korban dikatakan lumpuh di kaki setelah ditendang dan dipukuli menggunakan kayu, besi, dan botol kaca. Korban bahkan juga disetrum.
Kepada VOA, Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Nurul Arifin menyesalkan kejadian yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia itu. Dia berharap Kementerian Luar Negeri dapat mengusut tuntas kejadian ini, mencari data dan fakta di lapangan. Dia mengimbau pula negara-negara terkait ikut membantu menyelesaikan persoalan tersebut.
Untuk jangka panjang, politikus dari Partai Golongan Karya itu meminta kepada pemerintah mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi hal ini karena tindakan seperti itu bukanlah peristiwa yang hanya terjadi sesekali saja.
Menurutnya harus ada solusi untuk mencegah agar kejadian seperti ini terulang lagi Perlindungan terhadap TKI yang bekerja di luar negeri adalah mutlak, karena ini menyangkut marwah bangsa dan warga negaranya, tambah Nurul. [fw/em]