Di antara isu-isu utama itu, Kerry menunjuk kemajuan yang dicapai menuju penyelesaian politik perang Suriah yang jika berhasil akan memperkuat dan lebih menyatukan serangan pada ISIS dan kelompok ekstremis lainnya. Dia juga menyoroti kebutuhan penting bagi para pemimpin Israel dan Palestina untuk memecahkan kebuntuan sekarang ini, dan berfokus pada usaha mengatasi kesulitan yang menghalangi pilihan satu-satunya yang layak untuk perdamaian antar bangsa Israel dan Palestina: yaitu solusi dua negara yang menjamin keamanan dan kemakmuran bagi keduanya. Amerika Serikat, kata Kerry, "akan bersama mereka pada tiap langkah guna mendukung upaya itu."
Selain itu, sangat penting bagi para pejabat di kawasan itu untuk punya kesempatan supaya berhasil. Menlu Kerry mengatakan, mereka "sebanyak mungkin harus dilindungi dari sumber-sumber dan potensi berbahaya." Itulah sebabnya kesepakatan nuklir yang disetujui oleh Uni Eropa , negara-negara P5+1 dan Iran sangat penting.
Dua tahun lalu, ketika perundingan resmi dengan Iran dimulai, Iran memiliki 19.000 sentrifugal; memiliki timbunan uranium yang telah diperkaya dan sedang membangun reaktor air berat yang mampu menghasilkan plutonium yang cukup untuk membuat bom. Jika mau, Menlu Kerry mengatakan, Iran bisa membuat semua bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah senjata nuklir dalam waktu dua bulan.
"Sesuai Rencana Gabungan yang Komprehensif, Iran tidak akan bisa membuat senjata nuklir, karena semua kemungkinan mendapat uranium dan plutonium atau cara-cara lainnya telah dihambat. Dan karena pemantauan dan syarat-starat verifikasi yang kita rundingkan yang merupakan bagian terpadu dari rencana ini, kita sekarang memiliki 25 tahun, untuk melacak tiap ons uranium yang ditambang.”
Menlu AS Kerry mengatakan, kesepakatan nuklir dengan Iran dipertimbangkan terpisah, dan bukan bagian dari spekulasi bahwa Iran akan mengurangi tingkah-lakunya yang destruktif dalam bidang-bidang lain. "Perjanjian itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan, "katanya, "karena setiap upaya untuk mengekang Iran akan jauh lebih mudah, jika Iran tidak memiliki senjata nuklir.” [ps/ii]