Menlu AS John Kerry hari Jumat (3/1) melanjutkan pembicaraan dengan para pemimpin Israel dan Palestina dengan harapan mereka bisa segera menyepakati sebuah kerangka perjanjian damai.
Kerry bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di kota Ramallah, di Tepi Barat. Ratusan pengunjuk rasa berpawai di jalan-jalan menjelang lawatan diplomat Amerika itu untuk menentang pembicaraan perdamaian itu dan menyebutnya sebagai taktik menunda-nunda.
Sebelumnya Jumat, Kerry bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman. Dia mengatakan sebuah kerangka perjanjian akan mengurangi perbedaan pendapat antara para pemimpin Israel dan Palestina dan menyediakan pedoman bagi negosiasi permanen.
Menlu Kerry mengatakan sebuah kerangka perjanjian merupakan “terobosan signifikan,” meskipun itu tidak seambisius tujuan awalnya yaitu meraih perjanjian perdamaian komprehensif pada bulan April.
Lawatannya Kerry ke Timur Tengah ini, yang kesepuluh sejak Maret lalu, berlangsung sementara Israel dan Palestina saling menuduh pihak lain menyabotase upaya-upaya untuk mencapai solusi dua negara bagi konflik mereka yang telah berlangsung puluhan tahun.
Kerry bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di kota Ramallah, di Tepi Barat. Ratusan pengunjuk rasa berpawai di jalan-jalan menjelang lawatan diplomat Amerika itu untuk menentang pembicaraan perdamaian itu dan menyebutnya sebagai taktik menunda-nunda.
Sebelumnya Jumat, Kerry bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman. Dia mengatakan sebuah kerangka perjanjian akan mengurangi perbedaan pendapat antara para pemimpin Israel dan Palestina dan menyediakan pedoman bagi negosiasi permanen.
Menlu Kerry mengatakan sebuah kerangka perjanjian merupakan “terobosan signifikan,” meskipun itu tidak seambisius tujuan awalnya yaitu meraih perjanjian perdamaian komprehensif pada bulan April.
Lawatannya Kerry ke Timur Tengah ini, yang kesepuluh sejak Maret lalu, berlangsung sementara Israel dan Palestina saling menuduh pihak lain menyabotase upaya-upaya untuk mencapai solusi dua negara bagi konflik mereka yang telah berlangsung puluhan tahun.