Kelompok pemberontak Houthi, yang beraliansi dengan Iran, di Yaman mengatakan, Selasa, mereka menyerang sebuah bandara dan pangkalan militer Arab Saudi dengan menggunakan pesawat nirawak bermuatan bom.Terjadinya serangan itu diakui negara kerajaan itu sementara ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi antara Iran dan AS. Belum ada laporan terkait cedera atau kerusakan yang diakibatkan serangan itu.
Serangan terhadap kota Najran di Saudi itu berlangsung setelah Iran mengumumkan pihaknya telah meningkatkan produksi uranium yang diperkaya hingga empat kali lipat, meskipun masih lebih rendah dari tingkat yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir, satu tahun setelah AS mundur dari kesepakatan nuklirnya dengan Iran dan negara-negara besar dunia lainnya.
Menurut laporan kantor berita Iran IRNA, Selasa (21/5), dengan alasan ketegangan yang tinggi itu pula, Presiden Iran Hassan Rouhani berusaha memperluas wewenang eksekutifnya agar dapat lebih baik menangani perang ekonomi yang dipicu oleh pemberlakuan kembali sanksi-sanksi ekonomi pemerintahan Trump terhadap Iran.
Dengan meningkatkan produksi itu, Iran akan dengan segera melampaui batas persediaan uranium yang ditetapkan perjanjian nuklir tersebut. Teheran telah menetapkan 7 Juli sebagai tengat waktu bagi Eropa untuk menetapkan ketentuan-ketentuan baru terkait kesepakatan itu, atau Teheran akan memperkaya uraniumnya hingga ke tingkat yang mendekati atau bisa digunakan sebagai bahan senjata nuklir.
AS sejauh ini telah mengerahkan pesawat-pesawat pembom dan sebuah kapal induk ke Teluk Persia untuk menanggapi ancaman dari Iran yang hingga saat ini belum jelas bentuknya. (ab)
