Pasukan Thailand dan Kamboja berada dalam siaga tinggi di perbatasan mereka hari ini setelah bentrokan senjata selama empat hari. Bentrokan akhir-akhir ini telah menewaskan sekurang-kurangnya 12 tentara dan memaksa puluhan ribu penduduk desa meninggalkan desa-desa mereka.
Pertempuran terbaru yang dipenuhi dengan tembakan artileri dan senjata ringan berlangsung selama kira-kira tiga jam Senin malam. Kantor berita Perancis (AFP) mengutip seorang perwira Kamboja mengatakan seorang tentara tewas ketika tempat persembunyiannya di ruang bawah tanah yang kena gempur tembakan artileri runtuh menimpa dirinya. Insiden tersebut meningkatkan jumlah yang tewas menjadi 13 orang.
Upaya-upaya diplomatik untuk mengakhiri pertempuran terus dilakukan meskipun dengan pembatalan kunjungan ke dua negara, Senin, oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa, yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Negara-Negera Asia Tenggara (ASEAN).
Di Washington, Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan Amerika sangat prihatin dengan konflik perbatasan tersebut dan meminta kepada kedua pihak agar berhenti melakukan tindakan-tindakan provokatif. Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan juga menyerukan diadakannya dialog segera antara kedua anggota perhimpunan tersebut yang bertetangga tersebut.