Pidato Ayatollah Ali Khamenei yang berapi-api hari Senin (17/8) disampaikan sementara ketua perunding nuklir Iran berusaha memperkuat perjanjian yang akan meringankan sanksi ekonomi yang melumpuhkan sebagai imbalan atas kesediaan Iran membatasi dan menerima verifikasi untuk mencegahnya mengembangkan senjata nuklir.
Khamenei dalam pidato di hadapan masa hari Senin di Teheran mengatakan, "Mereka menganggap perjanjian ini - dan tidak jelas apakah akan disahkan di Iran atau di Amerika - akan membuka Iran bagi pengaruh mereka. Kita tutup jalur (pengaruh asing) ini dan pasti akan ditutup di masa yang akan datang."
Pidato Khamenei diselingi teriakan-teriakan masa yang menyerukan kematian bagi Amerika, Israel dan Inggris.
Pemerintah Israel dan banyak anggota kongres Amerika menentang keras perjanjian itu karena dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok teroris yang menyerang Israel. Pidato galak Khamenei hari Senin itu menyangkal mereka yang berpendapat bahwa melongggarkan sanksi akan membuka pintu mereka untuk menanamkan pengaruh yang dimaksud.
"Republik Islam akan mendukung sepenuhnya siapa saja yang melawan dan mendukung perlawanan terhadap rejim Israel," tegas Khamenei.
Sementara itu di Moskow, menteri luar negeri Rusia dan Iran sepakat bahwa perjanjian nuklir yang dicapai 14 Juli lalu di Wina akan meningkatkan hubungan kedua negara.
Menlu Iran, Javad Zarif mengatakan, "Hubungan Iran –Rusia baik dan perjanjian ini akan berdampak positif pada pengembangan hubungan di semua bidang termasuk ekonomi, pertahanan dan lain sebagainya."
Seorang juru bicara pemerintah Amerika hari Senin menegaskan bahwa perjanjian dengan Iran terbatas untuk mencegah Iran membuat senjata nuklir.
"Ada isu-isu lain dengan Iran, isu-isu mendalam dimana kami tidak sepakat, khususnya mengenai kegiatan Iran yang mendestabilisasi di kawasan itu. Dan tidak akan ada perubahan mengenai fakta bahwa kita akan mempertahankan alat-alat yang diperlukan, apakah itu diplomasi, ekonomi atau militer, untuk menghadapi kegiatan Iran itu," ujar John Kirby, juru bicara Deplu AS.
Meskipun isu nuklir itu berhasil diatasi, Iran dan Amerika tetap bertentangan dalam berbagai isu, termasuk mengenai Israel. Kedua negara juga mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam perang saudara di Suriah dan konflik di Yaman.