Pemerintah Israel, Kamis (3/12), mendesak warga negaranya untuk menghindari perjalanan ke Uni Emirat Arab dan Bahrain karena mengkhawatirkan kemungkinan adanya serangan dari Iran.
Iran mengancam akan menyerang target-target Israel sejak kepala ilmuwan nuklirnya, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh Jumat lalu di dekat Teheran. Iran menuduh Israel yang telah dicurigai dalam pembunuhan-pembunuhan sebelumnya terhadap sejumlah ilmuwan nuklir Iran lainnya, mendalangi penembakan terhadap Fakhrizadeh.
Israel belum berkomentar tentang pembunuhan itu. Tetapi Fakhrizadeh telah lama berada dalam layar radar Israel, mengingat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pernah mengatakan pada konferensi pers tahun 2018 tentang program nuklir Iran: “Ingat nama itu''. Israel menuduh Iran mencoba mengembangkan senjata nuklir, tuduhan yang dibantah oleh Iran.
Dalam beberapa bulan terakhir, Israel telah menandatangani perjanjian untuk membangun hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, kesepakatan normalisasi pertamanya dengan negara-negara Arab dalam seperempat abad.
Perjanjian, yang ditengahi pemerintahan Trump, tersebut telah menimbulkan kegembiraan yang meluas di Israel, dan ribuan turis Israel dijadwalkan akan melakukan perjalanan ke UEA untuk hari raya Yahudi Hanukkah bulan ini.
Namun, rencana tersebut mungkin berubah setelah munculnya peringatan pemerintah Israel, Kamis.
“Mengingat ancaman-ancaman yang dikeluarkan para pejabat Iran baru baru ini, dan mengingat keterlibatan mereka pada masa lalu dengan serangan-serangan teror di berbagai negara, ada kekhawatiran bahwa Iran akan mencoba bertindak dengan cara ini terhadap target-target Israel, '' kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan Nasional Israel.
Dewan itu juga menyarankan agar warga negara Israel tidak melakukan perjalanan ke Georgia, Azerbaijan, Turki, wilayah Kurdi di Irak dan Afrika.
Militer Israel sangat siap menghadapi ancaman pasukan Iran dan proksi-proksi Iran di Suriah, Lebanon, dan Jalur Gaza. Media Israel mengatakan pemerintah juga meningkatkan keamanan di kedutaan-kedutaan besar mereka di seluruh dunia.
Tetapi melindungi para pelancong Israel, yang mencolok dan tersebar di hotel, restoran, dan lokasi wisata yang tak terhitung jumlahnya, menawarkan tantangan yang berbeda.
“Ini akan menjadi mimpi buruk, dan saya sangat berharap kedua pemerintah, UEA dan Israel, berkoordinasi dan melakukan yang terbaik yang mereka bisa untuk melindungi orang-orang Israel itu, '' kata Yoel Guzansky, seorang mantan pejabat kontraterorisme Israel yang sekarang tercatat sebagai pakar di Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv. [ab/lt]