Kementrian Kesehatan Republik Demokratik Kongo telah menyetujui penggunaan vaksin Ebola yang baru untuk menanggulangi wabah demam berdarah di kawasan timur laut negara itu yang telah merenggut nyawa empat orang, ujar seorang jurubicara hari Senin.
“Tidak ada keberatan sama sekali. Sekarang tim dari organisasi Dokter Lintas Batas hari ini sudah tiba di Kongo untuk memvalidasi protokol dengan tim teknis,” ujar Jonathan Simba, jurubicara Kementrian Kesehatan, lewat telepon.
Vaksin, yang dikenal sebagai rVSV-ZEBOV dan dikembangkan oleh Merck, belum menerima lisensi namun telah menunjukkan hasil perlindungan yang sangat baik terhadap Ebola pada percobaan klinis yang dilakukan bulan Desember yang lalu.
Terhitung hari Jum’at kemarin, Kongo telah mencatat 52 kasus terduga Ebola, termasuk dua orang yang telah dipastikan terinfeksi Ebola, ujar jurubicara WHO di Kongo, Eugene Kabambi, lewat telepon, dengan menambahkan bahwa tampaknya situasinya sudah terkendali.
Simba mengatakan rincian kampanye vaksinasi akan diumumkan setelah pertemuan dengan kementrian kesehatan dan para mitranya yang akan diselenggarakan hari Senin atau Selasa.
Kampanye vaksinasi ini diperkirakan akan menghadapi tantangan logistik di kawasan berhutan yang terletak di timur laut Kongo, termasuk permasalahan transportasi dan penyimpanan vaksin dalam wadah khusus pada suhu yang dipersyaratkan, yaitu minus 80 derajat Celsius. [ww]