Anggota Kongres dari Partai Republik, Selasa (7/3) mendesak Presiden Donald Trump agar mengambil pendekatan yang lebih fokus pada sasaran untuk rencana pemberlakuan tarif baja dan aluminium yang dikhawatirkan oleh para ahli dapat memicu perang dagang global.
Koresponden VOA, Katherine Gypson, melaporkan dari gedung Kongres Capitol Hill mengenai keretakan yang tidak biasa antara para pembuat undang-undang dan Gedung Putih yang sama-sama dari Partai Republik itu.
Kebijakan Presiden Donald Trump untuk memberlakukan tarif untuk baja dan aluminium impor telah mengundang pro dan kontra, bahkan di antara partainya sendiri, Partai Republik. Namun, Gedung Putih memberikan jaminan, seperti yang disampaikan sendiri oleh presiden.
“Perang dagang tidak begitu buruk,” komentar Trump.
Pernyataan itu disampaikan setelah Kongres memperingatkan presiden bahwa tarif bisa melumpuhkan ekonomi Amerika. Tarif yang diusulkan oleh Trump, 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium, mendapat kritik dari anggota Partai Republik di Kongres. Mereka mendesak presiden agar melunakkan rencana tersebut atau mempertaruhkan pertumbuhan ekonomi Amerika.
Baca juga: Pasar Saham Makin Menurun Setelah Penasihat Ekonomi Senior Trump Mundur
“Ada banyak kekhawatiran di kalangan senator Republik bahwa kebijakan ini bisa berubah menjadi perang dagang yang lebih besar, dan banyak anggota kami berdiskusi dengan pemerintah mengenai seberapa luas, seberapa besar kemungkinan itu akan terjadi. Selain itu ada kekhawatiran mendalam tentang campur tangan dalam apa yang tampaknya merupakan ekonomi yang mulai lepas landas,” kata Pemimpin Fraksi Republik yang mayoritas di Senat AS, Mitch McConnell.
Kritik tersebut merupakan keretakan yang tidak biasa di kalangan anggota Kongres dari Partai Republik, yang selama ini enggan mengkritik presiden dalam perdebatan yang sering memecah belah mengenai undang-undang asuransi kesehatan dan imigrasi. Kekhawatiran itu jelas dirasakan juga di kalangan Partai Demokrat.
“Tampaknya pada awalnya hal itu tidak diarahkan pada sasaran dengan baik. Tampaknya akan timbul dampak negatif yang lebih besar terhadap Kanada dan Eropa daripada China. Jadi, mereka harus memastikan apa yang mereka lakukan terfokus pada China yang merupakan masalah perdagangan nomor 1, bukan Kanada, bukan Eropa," jelas Ketua fraksi Demokrat yang minoritas di Senat, Chuck Schumer.
Simak juga: Pengecualian Tarif Baja dan Aluminium untuk Kanada dan Meksiko
Tetapi Eropa dimasukkan dalam klaim presiden bahwa benua itu telah mengambil keuntungan dari Amerika selama beberapa dekade.
“Uni Eropa selama ini terutama sangat tangguh terhadap Amerika Serikat. Mereka membuat hampir tidak mungkin bagi kita untuk berbisnis dengan mereka, namun mereka mengekspor mobil dan berbagai macam barang lainnya ke Amerika Serikat, dan mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Tapi, jika mereka melakukan itu, maka kita kenakan pajak 25 persen atas mobil mereka, dan percayalah bahwa tidak lama lagi mereka tidak akan melakukannya,” tegas Presiden Trump.
Yang menjadi harapan bagi Partai Republik sekarang adalah bahwa Kongres bisa bekerja sama dengan presiden untuk melunakkan kebijakannya yang keras dan meluas.
“Ada masalah yang perlu diatasi di sini. Kami hanya ingin memastikan kebijakan ini diterapkan dengan cara yang lebih bijaksana sehingga kita dapat membatasi berbagai konsekuensi yang tidak diinginkan,” kata Ketua DPR AS, Paul Ryan.
Kendati Kongres Amerika dapat membatalkan pemberlakuan tarif dengan langkah legislatif, ada kemungkinan Partai Republik terlebih dahulu akan bekerja sama dengan presiden dengan cara yang lebih umum.
Simak juga: Presiden Trump Kenakan Tarif Baja dan Aluminium
Molly Reynolds dari Brookings Institution, lembaga penelitian kebijakan di Washington, D.C, salah satu dari antara para pakar yang berpendapat demikian, mengatakan, “Saya belum melihat kalangan Republik di Kongres mengungkapkan keinginan untuk menggunakan langkah-langkah legislatif mereka dalam hal ini. Saya kira mereka merasa jauh lebih nyaman hanya dengan berusaha membujuk Trump.”
Tarif baru itu, yang awalnya akan mulai diberlakukan minggu ini, kini masih dievaluasi dari segi hukum. [ab/uh]