Tautan-tautan Akses

Kontingen Angkat Berat Indonesia Berjuang untuk Raih Medali di Paralimpiade Paris


Atlet para angkat berat Ni Nengah Widiasih (depan) berlatih dalam persiapan menuju Paralimpiade Paris 2024 di Hotel Kusuma Sahid Prince di Surakarta, Jawa Tengah, pada 31 Juli 2024. (Foto: AFP/Yasuyoshi Chiba)
Atlet para angkat berat Ni Nengah Widiasih (depan) berlatih dalam persiapan menuju Paralimpiade Paris 2024 di Hotel Kusuma Sahid Prince di Surakarta, Jawa Tengah, pada 31 Juli 2024. (Foto: AFP/Yasuyoshi Chiba)

Atlet para angkat berat paling berprestasi di Indonesia, Ni Nengah Widiasih, tampak berteriak saat ia melakukan bench press beban berat di sasana latihannya. Ni Nengah kini tengah bergulat mengatasi cedera bahunya di tengah persiapan untuk meraih targetnya: memenangkan medali Paralimpiade ketiga.

Ni Nengah, yang telah berpartisipasi dalam tiga Paralimpiade, didiagnosis menderita polio saat masih kecil sehingga tidak dapat menggunakan kakinya. Ia memulai angkat berat saat duduk di bangku sekolah dasar, di mana ia berlatih dengan saudara laki-lakinya dengan imbalan es krim.

Atlet yang berasal dari Bali itu berhasil meraih perunggu di ajang Paralimpiade Rio 2016, perak di Paralimpiade Tokyo 2020, serta meraih dukungan sponsor dari merek ternama seperti Toyota. Kali ini, Ni Nengah tengah berusaha mewujudkan ambisinya untuk meraih emas di kategori 41 kilogram putri di ajang Paralimpiade Paris, yang akan dihelat dari 28 Agustus hingga 8 September mendatang.

"Angkat berat telah banyak mengubah hidup saya” kata atlet berusia 31 tahun itu kepada AFP di pusat pelatihan nasional di Kota Surakarta baru-baru ini.

"Mungkin kalau saya tidak menjadi atlet angkat berat, saya tidak tahu, saya tidak punya gambaran apa yang akan saya lakukan."

Ni Nengah Widiasih saat berlatih di pelatnas angkat berat di Hotel Kusuma Sahid di Surakarta, Jawa Tengah, pada 31 Juli 2024. (Foto: AFP/Yasuyoshi Chiba)
Ni Nengah Widiasih saat berlatih di pelatnas angkat berat di Hotel Kusuma Sahid di Surakarta, Jawa Tengah, pada 31 Juli 2024. (Foto: AFP/Yasuyoshi Chiba)

Widiasih mengatakan keinginannya untuk membanggakan keluarga dan negara menjadi pendorong utamanya untuk meraih kembali medali di ajang empat tahunan Paralimpiade.

"Itu merupakan sebuah target pribadi. Paris tidak mudah bagi saya [karena cedera yang saya alami], tetapi saya akan berusaha sekuat tenaga," katanya.

"Saya akan melakukan yang terbaik untuk Indonesia, dan untuk keluarga saya."

Kekuatan perempuan

Di saat atlet putra mendominasi perolehan medali kontingen Paralimpiade Indonesia secara keseluruhan, atlet putri selalu memimpin dalam cabang olahraga angkat berat.

Belum pernah ada atlet putra Indonesia yang lolos ke Paralimpiade di cabang olahraga tersebut.

Ni Nengah berlatih bersama dua atlet putri dari cabang angkat berat lainnya yang memiliki harapan medali masing-masing, yang akan menjadi bagian dari kontingen Indonesia terbesar dalam ajang Paralimpiade pada perhelatan di Paris mendatang.

Atlet para angkat berat Indonesia, Siti Mahmudah, tengah berlatih di pelatnas angkat berat di Hotel Kusuma Sahid Prince di Surakarta, Jawa Tengah, pada 31 Juli 2024. (Foto: AFP/Yasuyoshi Chiba)
Atlet para angkat berat Indonesia, Siti Mahmudah, tengah berlatih di pelatnas angkat berat di Hotel Kusuma Sahid Prince di Surakarta, Jawa Tengah, pada 31 Juli 2024. (Foto: AFP/Yasuyoshi Chiba)

Ia akan didampingi oleh Siti Mahmudah, yang berlaga di kategori 79kg dan Sriyanti, yang turun di kelas +86kg.

Paralimpiade Paris akan menjadi partisipasi kedua Siti dalam ajang empat tahunan tersebut. Siti kehilangan kaki kirinya karena amputasi.

Sementara Sriyanti, yang juga menderita polio saat kecil, telah beralih profesi dari penjual mie ayam menjadi atlet Paralimpiade dan peraih medali perak Asian Para Games 2022.

Ni Nengah mengatakan prestasi atlet putri Indonesia semakin mengesankan karena tantangan yang tidak akan pernah dihadapi oleh para pria. Ia menceritakan pengalamannya saaat bertanding baru-baru ini yang berbarengan dengan jadwal menstruasinya.

Dia merasakan sakit luar biasa di perutnya tetapi tetap harus mengangkat beban seberat puluhan kilogram saat bertanding.

"Puji Syukur, saya bisa mengatasinya meskipun ini cukup mengganggu. Ini tidak akan dialami oleh atlet pria," ungkapnya.

Atlet para angkat berat Sriyanti berlatih dalam persiapan menuju Paralimpiade Paris 2024 di Hotel Kusuma Sahid Prince di Surakarta, pada 31 Juli 2024. (Foto: AFP/Yasuyoshi Chiba)
Atlet para angkat berat Sriyanti berlatih dalam persiapan menuju Paralimpiade Paris 2024 di Hotel Kusuma Sahid Prince di Surakarta, pada 31 Juli 2024. (Foto: AFP/Yasuyoshi Chiba)

'Tidak ada yang mustahil'

Pelatih para angkat berat Indonesia Eko Supriyanto mengatakan bahwa dia "sangat kagum" dengan trio yang semuanya merupakan perempuan.

Namun setelah Ni Nengah berhasil mengangkat beban 98kg dan meraih medali perak di Tokyo, kali ini ia harus mengelola ekspektasinya karena cedera yang ia alami.

"Kami mendorong mereka agar mampu bersaing minimal untuk meraih medali perunggu," katanya tentang peluang angkat berat di Paralimpiade Paris, yang akan dimulai pada 4 September.

"Yang penting saat ini adalah kita sudah berusaha semaksimal mungkin, kerja keras, dan disiplin."

Ia berharap suatu hari nanti akan ada seorang atlet putra yang bergabung dengan para atlet putri, yang telah mencetak prestasi mengesankan, untuk berkompetisi di cabang olahraga para angkat berat.

Namun, Ni Nengah, yang menjadi atlet angkat berat terbaik Indonesia saat ini, ingin medali yang diperolehnya dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk mulai mencoba olahraga angkat berat.

"Saya berharap banyak perempuan di luar sana yang terinspirasi oleh kami," katanya.

"Apapun kondisi kita, asal kita mau berusaha dan percaya pada diri sendiri, maka tidak ada yang mustahil bagi kita." [rz/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG