Para aktivis pro-Palestina yang mengorganisir armada kapal bantuan itu mengatakan mereka tetap berniat menantang blokade Israel atas Gaza, sehari setelah sebuah kapal Amerika "Audacity of Hope" dicegat oleh penjaga pantai Yunani dan diperintahkan kembali ke pelabuhan Athena hari Jumat (1/7).
Greta Berlin, warga Amerika yang berada di kapal itu, menuding Israel dan Amerika atas kegagalan upaya itu. Ia mengatakan, “Pemerintah Yunani berada di bawah tekanan kuat pemerintah Israel dan mungkin juga pemerintah kami.”
Pejabat-pejabat Yunani menangkap kapten kapal yang merupakan bagian dari sebuah armada kapal bantuan atau flotilla ke Jalur Gaza untuk membawa bantuan kemanusian. Kapten berusia 60 tahun John Klusmire, seorang warga AS, ditahan polisi hari Sabtu karena membawa kapalnya keluar pelabuhan tanpa izin. Pemerintah Yunani melarang kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan-pelabuhan negara itu untuk berlayar menuju Gaza.
Israel dan Amerika telah mendesak armada kapal itu agar tidak melanggar blokade Israel, mengingatkan bahwa misi itu berbahaya dan provokatif. Tahun lalu, komando angkatan laut Israel mencegat armada kapal bantuan Gaza, dan dalam serangan itu, sembilan aktivis pro-Palestina tewas. Insiden itu memicu kemarahan internasional dan menimbulkan ketegangan kawasan.
PBB dan Uni Eropa mendukung posisi Israel dan Amerika, yang menyerukan agar armada kapal itu membuang sauh di pelabuhan Israel atau Mesir dan memindahkan muatan mereka ke Gaza secara legal lewat darat.
Tetapi para aktivis menolak hal itu, menyatakan bahwa blokade itu tidak sah dan tidak bermoral. Berbicara dari Athena, Greta Berlin mengatakan misi ke Gaza itu akan tetap dilanjutkan.
“Tujuan kami adalah berlayar ke Gaza. Kami tidak akan mudah menyerah. Kami akan tetap berlayar sampai Gaza bebas,” ujarnya.
Para organisator berharap mengikutsertakan delapan kapal motor dan dua kapal kargo yang membawa bahan-bahan bantuan ke Gaza, bersama sekitar 300 orang, termasuk politisi, wartawan, penulis dan tokoh-tokoh agama. Tetapi dua kapal tidak berfungsi, katanya akibat sabotase Israel, dan sekarang Yunani mengatakan tidak akan mengizinkan keenam kapal yang berada di pelabuhannya untuk bertolak ke Gaza. Akibat penundaan itu, puluhan aktivis kehabisan waktu dan pulang ke negara masing-masing.
Israel telah mengingatkan bahwa jika armada kapal itu berlayar ke Gaza, Angkatan Laut Israel akan mencegatnya. Isreal mengatakan blokade laut itu penting untuk mencegah kelompok militan Palestina, Hamas, yang menguasai Gaza memperoleh senjata. Israel dan negara-negara Barat menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel punya hak penuh untuk menggagalkan setiap upaya penyelundupan rudal, roket dan senjata-senjata lain ke wilayah yang disebutnya “daerah kantong kelompok teroris Hamas.”