Tautan-tautan Akses

Korban Bertambah akibat Lockdown COVID-19 di Shanghai


Pemerintah China mengubah gedung Convention Center di Shanghai menjadi pusat perawatan bagi penderita COVID-19 yang masih merebak di Shanghai, Selasa (12/4).
Pemerintah China mengubah gedung Convention Center di Shanghai menjadi pusat perawatan bagi penderita COVID-19 yang masih merebak di Shanghai, Selasa (12/4).

Tes massal, penutupan wilayah dengan cepat, serta karantina secara ekstensif. Itulah kehidupan bagi penduduk Shanghai, dan tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa hal itu akan berakhir.

Pada minggu ketiga pembatasan keras untuk mencegah penyebaran COVID-19, hampir 26 juta penduduk kota terpadat di China dan pusat keuangan jauh dari sekedar perasaan muak dan marah. Saat varian omicron yang sangat menular beredar, mereka bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pada hari Selasa (12/4), otoritas Shanghai menarik kembali pernyataan sehari sebelumnya yang berjanji untuk melonggarkan beberapa pembatasan. Meskipun mengubah arah kebijakan, otoritas kota itu bersikeras pendekatan negara tanpa toleransi terhadap COVID-19 berhasil, meskipun ada peningkatan kasus di Shanghai dan di seluruh China.

Namun kematian baru-baru ini di panti jompo, larangan membiarkan orang yang tidak terkait COVID dari rumah sakit, kekurangan makanan yang meluas, dan dampak negatif pada bisnis menguji batas pendekatan nol-COVID China di Shanghai.

Mo Du, atau Kota Ajaib, demikian sebutan Shanghai, mungkin tidak serta merta melanggar kebijakan tanpa toleransi yang diberlakukan Beijing, tetapi menurut para analis apa yang terjadi di kota itu telah meningkatkan sorotan dan kecaman dari masyarakat umum.

Sejumlah pasien meninggal di Rumah Sakit Perawatan Lansia Donghai Shanghai, menurut kerabat pasien, dengan perkiraan dari berbagai sumber mulai dari 20 hingga 500. Pusat perawatan milik pemerintah itu adalah panti jompo terbesar di kota itu, yang dilengkapi dengan 1.800 tempat tidur. [my/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG