Jumlah yang meninggal akibat gempa di Nepal telah meningkat ke hampir 5.500 orang, menurut pihak berwenang Kamis (30/4), sementara tim-tim terus menggali reruntuhan dan organisasi bantuan bekerja mengirim bantuan yang sangat dibutuhkan ke para penyintas.
Para petugas SAR di ibukota, Kathmandu, mengangkat seorang remaja laki-laki dari sisa bangunan kira-kira lima hari setelah gempa berkekuatan 7,8 mengurungnya di dalam. Masyarakat setempat menyambut gembira ketika petugas pertolongan dengan bergegas mengangkat anak itu keluar dengan tandu ke sebuah kendaraan.
Wartawan VOA Steve Herman mengunjungi desa Majigaon, sebelah timur laut Kathmandu, di mana, menurutnya, warga dihadapkan pada kehancuran setiap rumah, bersama musnahnya hewan-hewan peliharaan mereka. Dia menambahkan, penduduk desa itu juga tidak memperoleh banyak bantuan dari luar.
Pemimpin kemanusiaan PBB Valerie Amos akan tiba di Nepal untuk kunjungan tiga hari guna memeriksa operasi pertolongan.
PBB pada Rabu mendesak bantuan US$415 juta untuk menyediakan penampungan bagi 500 ribu orang yang tidur di tempat terbuka, serta obat-obatan, air dan pangan bagi jutaan yang menderita akibat gempa bumi itu. PBB mengatakan bencana itu menghancurkan 70 ribu rumah dan merusak lebih dari setengah juta lainnya.
Juga hari Rabu, Presiden AS Barack Obama membicarakan usaha bantuan melalui telepon dengan Perdana Menteri Nepal Sushil Koirala. Amerika menyediakan lebih dari $10 juta untuk upaya darurat seperti penyediaan air bersih dan operasi SAR serta usaha pemulihan jangka panjang.