Menteri Unifikasi Korea Selatan, Hong Yong-pyo mengatakan di Seoul hari Rabu (10/2) pemerintahnya sedang mengambil tindakan untuk mencegah Korea Utara menggunakan pemasukan dari Kawasan Industri Kaesong untuk mendanai program pengembangan senjata nuklir dan misil balistik.
Hong Yong-pyo mengatakan, "Hong mengatakan, mengingat situasi ini terus terjadi tanpa perobahan tidak berarti status quo dapat dipertahankan, malah berarti kemampuan nuklir Korea Utara bertambah besar yang bisa membawa malapetaka seram. Jika Korea Utara dibiarkan sebagaimana sekarang dengan program pengembangan nuklir dan misil, keadaan bisa menjadi timpang dan mengancam bukan saja semenanjung Korea tetapi juga keamanan kawasan Asia Timur. Negara-negara di kawasan ini bakal terpaksa mengambil tindakan bagi keselamatan dan kelangsungan hidup mereka. Dikhawatirkan ini dapat menimbulkan fenomena domino nuklir."
Seterusnya ia mengatakan, Korea Utara sudah diberitahu mengenai keputusan Korea Selatan menutup Kawasan Industri Kaesong yang terletak sekitar 10 kilometer dari perbatasan di dalam wilayah Korea Utara. Semua menejer Korea Selatan di kawasan itu sudah dipanggil pulang. Kawasan itu pertama kali dibuka tahun 2004 sebagai lambang kerjasama dan rekonsiliasi antara kedua negara.
Ada sekitasr 124 perusahaan Korea Selatan yang beroperasi di sana memperkerjakan lebih dari 53 ribu pekerja Korea Utara.
Kawasan Industri itu menjadi sumber valuta yang amat dibutuhkan Korea Utara yang dibelit kemiskinan dan sudah pernah ditutup. Pertama tahun 2013 tatkala Korea Utara menarik semua pekerjanya dan menutup kawasan selama lima bulan akibat meruncingnya ketegangan antara kedua negara. [al]
