Korea Utara, Senin (9/9), menyatakan bersedia membuka kembali pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika pada akhir September, tetapi memperingatkan Washington perlu menyampaikan ide-ide baru atau berisiko membahayakan perundingan.
Pembicaraan antara Pyongyang dan Washington macet sejak pertemuan puncak kedua antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Hanoi pada Februari. Pertemuan itu tiba-tiba berakhir tanpa kesepakatan. Trump menolak permintaan Kim untuk mencabut sanksi ekonomi AS yang melemahkan sebagai imbalan untuk denuklirisasi sebagian.
Kedua pemimpin pada pertemuan singkat, Juni di Zona Demiliterisasi yang memisahkan Korea Utara dan Selatan sepakat untuk memulai kembali perundingan tingkat staf tetapi perundingan itu belum memulai.
Dalam siasat baru, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita KCNA mengatakan, "Kami bersedia untuk bertemu langsung dengan AS sekitar akhir September di suatu waktu dan tempat. yang bisa kita sepakati."
Tetapi Choe mengatakan Amerika harus menetapkan "perhitungan yang bisa diterima" atau berisiko pembicaraan berakhir, pernyataan yang tampaknya mendesak Amerika untuk membuat konsesi bagi Korea Utara, seperti pada sanksi ekonomi.
Ketika ditanya wartawan di Gedung Putih mengenai tawaran itu Trump mengatakan berunding merupakan hal yang baik bukan hal yang buruk.[my/pp]