Pemerintah Korea Utara mengizinkan seorang pejabat Korea Selatan untuk langsung memantau sendiri pembagian bantuan di negaranya, untuk pertama kali sejak pemerintah konservatif memegang kekuasaan di Seoul tahun 2008.
Pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan dan empat relawan akan memeriksa tiga fasilitas, termasuk pusat penitipan anak, untuk memastikan bahwa 300 ton bantuan terigu sampai ke tangan mereka yang membutuhkan. Delegasi itu diperkirakan kembali ke Seoul hari Selasa.
Hubungan kedua negara bertetangga itu tegang dalam beberapa tahun ini, terutama sejak Korea Utara keluar dari perundingan dengan Korea Selatan dan negara-negara lain mengenai program senjata nuklirnya tahun 2009.
Kunjungan delegasi Korea Selatan itu dilakukan selagi PBB hari Jumat memperingatkan bahwa hampir tiga juta orang akan terus membutuhkan bantuan pangan tahun depan di Korea Utara.
Satu tim penilai PBB yang baru-baru ini berkunjung ke Korea Utara mendapati, meskipun panen utama Korea Utara membaik, kekurangan gizi tetap terjadi di negara komunis yang terkucil itu.
Laporan PBB itu mengutip staf rumahsakit yang memperkirakan peningkatan "signifikan" dalam kekurangan gizi pada anak-anak.
