Korea Utara meluncurkan lagi sejumlah proyektil pada Selasa (6/8) pagi, sebagai kemarahan atas latihan militer bersama Korea Selatan dan Amerika yang dimulai pekan ini.
Proyektil itu diluncurkan dari Provinsi Hwanghae Selatan, kata Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Korea selatan dalam sebuah pernyataan.
Peluncuran itu terjadi bersamaan dengan pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang mengecam keras latihan militer gabungan itu. Pernyataan itu memperingatkan Korea Utara mungkin akan meninggalkan perundingan nuklir dengan Amerika dan mengambil “jalan baru.”
“Walaupun Amerika dan Korea selatan menggunakan berbagai cara untuk membenarkan latihan militer itu, sifat agresifnya tidak bisa ditutup-tutupi dengan cara apapun,” kata pejabat Kementerian Luar Negeri yang dikutip kantor berita KCNA.
Korea Utara telah memperingatkan Amerika dan Korea selatan berkali-kali supaya jangan melakukan latihan itu, yang dimulai pada Senin (5/8) dengan menggunakan simulasi komputer.
“Pejabat Amerika dan Korea Selatan tahu benar bahwa latihan militer bersama itu akan memancing reaksi dari kami. Jadi apakah tujuan melakukan latihan itu dengan segala cara yang hanya akan mengancam dan memprovokasi kami?” kata pernyataan KCNA itu.
Korea Utara telah mengadakan peluncuran proyektil dalam minggu-minggu terakhir, agaknya untuk menekan Amerika dan Korea Selatan, sebelum perundingan senjata nuklir yang mungkin diadakan nantinya.
Korea Utara telah meluncurkan beberapa rudal balistik jarak dekat atau beberapa peluncur roket sekaligus. Tapi tidak jelas berapa jauh proyektil yang diluncurkan pada Selasa pagi itu berhasil terbang.
Presiden Trump, yang menghendaki dilanjutkannya perundingan nuklir, telah menepiskan peluncuran-peluncuran Korea Utara itu. [ii/pp]