Tautan-tautan Akses

Kota Kedua di Florida Bayar Uang Tebusan pada Peretas


Tayangan pesan di laptop setelah diserang oleh ransomware sebagai bagian serangan siber di seluruh dunia pada 27 Juni 2017, di Geldrop, Belanda.
Tayangan pesan di laptop setelah diserang oleh ransomware sebagai bagian serangan siber di seluruh dunia pada 27 Juni 2017, di Geldrop, Belanda.

Kota kecil kedua di Florida telah setuju untuk membayar uang tebusan berjumlah ratusan ribu dolar pada para penjahat dunia maya yang mengancam akan menonaktifkan sistem komputer kota itu.

Beberapa hari setelah ransomware melumpuhkan kota berpenduduk 12.000 jiwa itu, para pejabat di Lake City minggu ini sepakat untuk memenuhi tuntutan uang tebusan para peretas komputer itu yaitu : 42 Bitcoin atau sekitar $460 ribu (Rp 6,5 miliar).

Minggu lalu River Bench di Palm Beach County membayar $600 ribu atau Rp 8.48 miliar dalam bentuk Bitcoin untuk memperoleh kembali data-datanya. Dalam kedua kasus, sebagian besar uang dibayar oleh perusahaan-perusahaan asuransi.

Key Biscayne, kota ketiga di Florida, Kamis (27/6) mengatakan bahwa kota itu juga telah menjadi sasaran serangan dunia maya. Tetapi pejabat-pejabat kota itu mengatakan telah berhasil memulihkan sebagian besar sistem komputer mereka.

Ransomware adalah sejenis piranti lunak berbahaya yang dirancang untuk memblokir akses pada sistem komputer atau data hingga uang tebusan dibayar. Ransomware telah menjadi epidemi di sektor publik.

Perusahaan keamanan dunia maya “Recorded Future” pada Mei lalu melaporkan bahwa sistem komputer di 170 kota, distrik atau negara bagian telah diserang sejak 2013 lalu.

Serangan ransomware tidak hanya terbatas pada kota-kota kecil saja. Baltimore, kota berpenduduk lebih dari 600 ribu jiwa, juga telah memerangi serangan dunia maya ini sejak Mei lalu. Kota itu menolak membayar uang tebusan bernilai 800 ribu dolar yang dituntut para peretas. Walhasil kota itu telah menghabiskan $18 juta atau Rp 254.4 miliar untuk memulihkan data-data di sistem komputernya.

Demikian pula kota Atlanta yang menghabiskan hampir $17 juta atau Rp 240 miliar setelah menjadi sasaran peretasan pada Maret 2018 lalu.

November lalu, Badan Penyelidik Federal (FBI) mendakwa dua laki-laki Iran atas skema peretasan komputer dan pemerasan yang menarget kota-kota seperti Atlanta dan Newark, New Jersey, disamping Pelabuhan San Diego, Departemen Transportasi di Colorado dan enam organisasi terkait perawatan kesehatan. Diperkirakan kerugian finansial akibat peretasan itu mencapai lebih dari $30 juta atau Rp 423.7 miliar.

Salah satu serangan ransomware terbesar adalah WannaCry, yang mengenkripsi ratusan ribu komputer di lebih dari 150 negara dalam hitungan jam. Itu merupakan serangan pertama ransomware di seluruh dunia, yang tampaknya merupakan suatu serangan dunia maya yang terkoordinasi.

Sistem layanan kesehatan Inggris adalah yang paling terpukul akibat WannaCry, yang membuat ribuan rumah sakit tidak dapat beroperasi. Serangan itu juga menimbulkan dampak pada sistem pemerintahan, jaringan kereta api dan perusahaan-perusahaan swasta.

Pelacakan menunjukkan serangan itu dilakukan oleh sekelompok peretas yang bekerja untuk Korea Utara, yang menggunakan piranti peretasan sangat rahasia yang dicuri dan dikembangkan oleh Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA). [em/fw]

XS
SM
MD
LG