Departemen Pertahanan AS hari Rabu (13/8) mengatakan, tim penilai militer AS telah menetapkan bahwa krisis kemanusiaan menyangkut ribuan warga etnis Yazidi yang melarikan diri dari ekstremis Muslim Sunni di Irak utara tidak segawat yang dikhawatirkan sebelumnya.
Para pejabat Amerika yakin penerjunan bantuan lewat udara dan serangan udara untuk membuat misi evakuasi yang mahal dan berbahaya mungkin tidak perlu dilakukan.
Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Laksamana Muda John Kirby mengatakan, sebuah tim yang terdiri kurang dari 20 personel militer Amerika , didampingi oleh para pejabat Badan Pembangunan Internasional Amerika atau USAID melakukan penilaian tentang keadaan di Pegunungan Sinjar, Rabu pagi.
John Kirby mengatakan, tim itu tidak terlibat dalam operasi tempur dan semua personil kembali dengan selamat ke Irbil.
Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel yang kembali dari Asia hari Rabu, mengatakan, tim tersebut menetapkan bahwa pengedropan bantuan internasional lewat udara, serangan udara Amerika terhadap sasaran-sasaran Islamic State -- IS, atau ISIL dan usaha yang dilakukan pejuang berani mati Kurdi memungkinkan ribuan warga Yazidis yang terperangkap di pegunungan itu mengungsi.
“Bukan saja orang yang berada di sana berkurang, tetapi juga keadaan mereka relatif lebih baik, dan mereka memuji usaha kita memberikan bantuan air dan makanan serta juga serangan udara terhadap ISIL yang memberikan waktu dan ruang kepada mereka. Jadi, itu berita baik,” kata Hagel.
Menteri Hagel mengatakan, hasilnya, misi penyelamatan yang telah direncanakan tampaknya tidak perlu dilakukan.
Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika, Kirby menambahkan, penerjunan bantuan makanan dan air dari udara akan terus dilakukan.
Komando Pusat Amerika mengatakan, pengedropan ketujuh, telah dilakukan hari Rabu.
Deputi Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Ben Rhodes hari Rabu mengatakan, Amerika juga telah melakukan 7 serangan udara terhadap sasaran-sasaran ISIL, tetapi ditambahkan bahwa masih diperlukan solusi jangka panjang untuk menyelamatkan para pengungsi ke tempat yang aman.
“Kami rasa adalah mustahil untuk hanya melakukan pengedropan bantuan secara permanen bagi populasi di pegunungan itu. Sebagian dari mereka sudah bisa melarikan diri, tetapi sekali lagi, kita perlu memiliki opsi-opsi untuk memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman. Ada berbagai cara untuk melakukan hal itu. Sekali lagi, kita akan bekerja sama dengan pasukan Kurdi, yang juga beroperasi di daerah itu , dan juga mitra-mitra internasional lain,” papar Rhodes.
Ia berkeras bahwa itu tidak menyangkut Amerika kembali memegang peran tempur di Irak.
Serangan-serangan yang dilakukan militan Sunni sejak bulan Juni telah membuat ribuan golongan minoritas Kristen dan Yazidis tergusur dari tempat tinggal mereka, sementara kelompok militan ISIS berusaha memperluas wilayah kekuasaan mereka di bagian-bagian negara Irak dan Suriah.