Perdana Menteri Kroasia Zoran Milanovic mengatakan negaranya tidak dapat dan tidak akan menutup perbatasannya, tetapi akan mengalihkan para migran ke Hungaria.
Milanovic mengatakan Kroasia tidak lagi melakukan pencatatan ribuan migran yang memasuki negara itu, setelah lebih dari 11.000 orang menyeberang masuk Kroasia pekan ini.
Kroasia menutup tujuh dari delapan pos perbatasannya dengan Serbia Kamis malam, setelah sejumlah besar migran memasuki negara itu dan Hungaria menolak kedatangan mereka.
Dalam wawancara dengan televisi Kroasia hari Jumat, Milanovic mengatakan Kroasia adalah negara kecil dan meskipun para migran diperbolehkan melewati negara itu, Kroasia tidak dapat menampung mereka semua. Ia mengatakan para migran akan mendapat makanan, air dan bantuan medis, tetapi mereka harus melanjutkan perjalanan.
Milanovic berjanji ia tidak akan mengirim tentara ke perbatasan, seraya menyebut langkah itu tidak konstitusional dan mustahil.
Seorang juru bicara Komisaris Tinggi PBB urusan Pengungsi (UNHCR) hari Jumat mengatakan bahwa Uni Eropa perlu mengambil tindakan bersama dalam menghadapi krisis migran dan pengungsi.
Berbicara di kota Tovarnik, Kroasia, di mana ribuan migran menunggu untuk menaiki kereta api, Babar Baloch mengatakan bahwa meskipun UNHCR dapat membantu, tanggung jawab moral dan hukum untuk mengatasi situasi migran sekarang ini terletak pada negara-negara di Eropa.
Juga Jumat, menteri luar negeri Jerman mengatakan jika beberapa negara anggota Uni Eropa terus enggan untuk menyetujui sistem kuota penerimaan pengungsi, sikap mereka mungkin harus dikesampingkan oleh anggota-anggota lainnya.
Frank-Walter Steinmeier mengatakan kepada surat kabar Jerman Passauer Neue Presse hari Jumat bahwa Eropa harus mempertimbangkan penggunaan suara mayoritas pekan depan, pada pertemuan menteri-menteri luar negeri Uni Eropa Rabu mendatang guna membahas situasi pengungsi. Ke-28 anggota Uni Eropa biasanya berupaya mencapai konsensus mengenai isu-isu penting (uh).