Pemimpin Libya Moammar Khadafi yang meminta KTT Afrika itu agar turun tangan di Libya setelah langkah awal Uni Afrika, dihentikan oleh Dewan Keamanan PBB yang lebih kuat. Tetapi, selagi pertemuan tertutup berlangsung sampai Kamis pagi, pembicaraan itu nampaknya macet akibat perselisihan mengenai strategi yang akan digunakan.
Para diplomat yang hadir mengatakan, untuk pertama kali perdebatan memasukkan saran, Uni Afrika perlu secara jelas menyatakan Khadafi harus melepaskan kekuasaan sebagai bagian dari pemecahan. Saran itu kemungkinan besar ditolak, mengingat posisi tinggi dan dukungan Khadafi dalam organisasi itu. Memang, saran itu tidak pernah terpikirkan sebelum kerusuhan di Libya pecah.
Sejumlah kecil negara Afrika telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Libya. Minggu ini, bekas sekutu pemerintahan Khadafi, Senegal, mengakui pemerintahan kelompok pemberontak, Dewan Nasional Peralihan (TNC).
Sidang pembukaan juga menyingkapkan kegusaran mendalam di kalangan para pemimpin Afrika yang merasa dikesampingkan selagi kekuatan-kekuatan dunia, melalui PBB, menetapkan agenda mengenai Libya. Para duta besar mengatakan pertemuan gabungan minggu lalu antara Uni Afrika dan Dewan Keamanan PBB diwarnai oleh perdebatan sengit mengenai masalah itu.
Ketika Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menghadiri sidang pembukaan hari Rabu, Ketua Komisi Uni Afrika Jean Ping melancarkan kecaman keras. Berbicara dalam bahasa Prancis, melalui penerjemahnya, ia mengatakan, “Pelaku internasional tertentu nampaknya menolak Afrika untuk berperan dalam mencari pemecahan damai di Libya. Afrika tidak bisa hanya menjadi penonton atas apa yang sedang terjadi di wilayahnya.”
Ping menghimbau aktor-aktor internasional lainnya agar menghormati kepemimpinan Uni Afrika dalam mengupayakan gencatan senjata secepatnya dan perundingan yang dipimpin oleh panel kepala-kepala negara Afrika. Ia mengatakan pendekatan yang sekarang, termasuk serangan-serangan udara NATO, tidak berhasil.
Delegasi Libya ke KTT itu dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Abdelati Obeidi. Wakil-wakil pemerintahan kelompok pemberontak TNC juga hadir, tetapi tidak ikut serta dalam perundingan.
Sebelumnya, TNC menampik rencana Uni Afrika karena tidak secara jelas menuntut penyingkiran Khadafi, namun para pejabat TNC kemudian mengatakan menyambut baik peran Uni Afrika yang lebih menonjol dalam mencari penyelesaian.