Pertemuan tingkat tinggi para pemimpin dunia di Papua Nugini hari Minggu (18/11) gagal mencapai sebuah komunike, dan semakin menyoroti perbedaan tajam Amerika dan China.
Dua puluh satu negara yang tergabung dalam Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik APEC berupaya keras menjembatani perbedaan-perbedaan tajam ketika membahas soal peran Organisasi Perdagangan Dunia WTO saat ini.
“Seluruh dunia khawatir” dengan ketegangan yang terjadi di antara Amerika dan China, ujar Ketua KTT yang juga Perdana Menteri Papua Nugini Peter O’Neill kepada wartawan yang mengelilinginya setelah ia memastikan bahwa tidak ada komunike yang berhasil dicapai para pemimpin dunia.
Dalam penyelenggaraan KTT APEC selama 29 tahun yang melibatkan negara-negara yang mewakili 60% perekonomian dunia, baru kali ini para pemimpin gagal menyepakati sebuah deklarasi.
Rancangan komunike yang diperoleh Associated Press menunjukkan Amerika menginginkan penggunaan bahasa yang keras untuk menunjukkan praktek perdagangan secara tidak adil, dengan menuding China. Sementara China ingin memastikan kembali tentangan terhadap proteksionisme dan unilateralisme yang menurutnya digagas oleh Amerika.
Amerika telah mengenakan tambahan tarif bernilai 250 miliar dolar terhadap barang-barang China, dan China telah membalas dengan mengenakan tarif yang sama terhadap barang-barang Amerika.
Wakil Presiden Amerika Mike Pence dan Presiden China Xi Jinping saling kecam dalam pidato pembukaan APEC hari Sabtu (17/11). [em]