Tautan-tautan Akses

KTT NATO untuk Pertama Kali Sebut China sebagai Tantangan Strategis


Para pemimpin NATO berpose bersama Ratu Inggri Elizabeth II di Istana Buckingham, London (3/12) lalu.
Para pemimpin NATO berpose bersama Ratu Inggri Elizabeth II di Istana Buckingham, London (3/12) lalu.

Para pakar mengatakan, berita paling penting yang muncul dari KTT NATO di London belum lama ini, untuk pertama kalinya menyebut China sebagai tantangan strategis.

Mereka mengatakan China berusaha mendominasi industri teknologi tinggi lewat raksasa teknologinya Huawei, membangun kekuatan militer yang setara dengan Amerika, dan menghubungkan banyak penduduk dunia lewat pembangunan Jalan Suteranya yang baru.

Pembicaraan di antara para tokoh NATO di London itu berpusat pada pengakuan bahwa China adalah pesaing kuat bagi aliansi pertahanan itu, lebih gesit dan lebih kuat dari Uni Soviet dulu, kata mantan komandan tertinggi NATO, Jenderal James Jones.

“Tujuan strategis mereka adalah mendominasi rakyat mereka sendiri, dan sebanyak mungkin kawasan dunia yang bisa dijangkaunya. Mereka melakukannya dengan cara yang sangat cerdik, dengan menginfiltrasi dan mengadakan investasi dalam perekonomian kita dengan menggunakan cara-cara yang hampir mirip dengan sistem kapitalis. Pada waktu yang bersamaan, mereka juga membangun jaringan mata-mata siber dan melakukan pencurian hak milik intelektual dengan cara yang luar biasa efektif,” kata Jones.

China bertujuan mengambil-alih infrastruktur digital abad ke-21 dengan bantuan raksasa teknologinya Huawei. Jenderal Jones memperkirakan China akan memanfaatkan posisinya yang kuat untuk menyaingi Amerika dan sekutu-sekutunya.

Kata Jones, perlombaan untuk menguasai jaringan komunikasi 5G sama pentingnya dengan usaha manusia untuk membuat bom atom yang pertama dan mengirim manusia ke bulan.

Jenderal Wesley Clark, mantan komandan tertinggi NATO di Eropa mengatakan, “China adalah kekuatan yang sedang bangkit; jumlah penduduknya empat kali lebih banyak dari Amerika, dan China punya penduduk kelas menengah yang jumlahnya lebih besar dari seluruh penduduk Amerika. China juga sangat berhasil menarik investasi dan teknologi asing.”

Untuk mengurangi bahaya, NATO harus bisa menyusun rencana untuk mematahkan usaha China menjadi kekuatan global nomor satu, kata Jenderal Clark.

Seruan Amerika untuk memberikan perhatian lebih banyak pada China, juga mendapat sambutan baik di Eropa, yang khawatir akan kekuatan ekonomi China yang terus bertambah dalam bidang ekonomi, militer dan teknologi siber.

Kata sekretaris-jenderal NATO Jens Stoltenberg, “Untuk pertama kalinya kami membahas bangkitnya China, baik dari segi tantangan yang dihadapi, ataupun dari kesempatan baru yang terbuka, serta implikasinya bagi keamanan kita. Para pemimpin sepakat kita perlu menghadapi hal ini bersama-sama sebagai suatu aliansi.”

Pakta Pertahanan NATO, yang beranggotakan 29 negara, memperingati ulang tahunnya yang ke-70 permulaan bulan ini, dan merupakan separuh kekuatan ekonomi dan militer dunia. (ii)

Recommended

XS
SM
MD
LG