Serangkaian kunjungan pejabat tinggi dan legislator asing telah mendorong visibilitas Taiwan di dunia internasional ke tingkat ketinggian baru, meskipun mendapat tentangan terus menerus dari China, kata para analis di Taipei. Dorongan ini, kata mereka, telah meningkatkan keyakinan rakyat bahwa pulau mereka yang biasanya dikucilkan semakin mendapat respek dari dunia internasional.
Namun para pakar memperingatkan bahwa hal tersebut tidak akan memberi Taiwan tambahan pengakuan diplomatik resmi maupun posisi di lembaga-lembaga internasional.
Satu delegasi terdiri dari 90 anggota parlemen Republik Ceko berkunjung ke Taiwan hingga Jumat (4/9) ini. Ketua delegasi dan Ketua Senat Ceko Milos Vystrcil bertemu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan mengatakan kepada para legislator di Taipei bahwa ia adalah “seorang Taiwan.”
Bulan lalu, Menteri Kesehatan AS Alex Azar menjadi pejabat tertinggi Washington yang melakukan kunjungan resmi ke Taiwan sejak 1970-an. Satu kelompok anggota parlemen Jepang yang dipimpin mantan PM Yoshiro Mori tiba di Taiwan tidak lama setelah Azar.
Kunjungan-kunjungan semacam ini memiliki makna khusus di Taiwan karena China mendesak lebih dari 170 sekutu diplomatiknya di seluruh dunia agar menghindari hubungan dengan pulau tersebut.
China menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya, yang pada akhirnya akan bersatu meskipun mendapat tentangan luas di kalangan warga Taiwan. Kedua pihak memiliki pemerintahan terpisah sejak perang saudara China tahun 1940-an, sewaktu kelompok Nasionalis pimpinan Chiang Kai-shek kalah dari Komunis dan memindahkan pemerintahan mereka di Taiwan. [uh/ab]