Kementerian Luar Negeri Indonesia, Selasa (21/1/2020) pagi, mengkonfirmasi bahwa lima warga negara Indonesia (WNI) awak kapal ikan Malaysia yang hilang di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah, sejak 16 Januari lalu, telah diculik kelompok Abu Sayyaf.
Dalam pernyataan pers yang diterima VOA beberapa saat lalu, Kemlu menyatakan kapal ikan Malaysia dengan nomor registrasi SKK 00543/F itu terlihat kembali ke perairan Tambisan sehari setelah hilang, bersama tiga awak. Lima lainnya dibawa kelompok penculik.
“Pemerintah RI sangat menyesalkan berulangnya kasus penculikan awak kapal WNI di kapal ikan Malaysia di wilayah perairan Sabah,” tegas Kemlu, dan menggarisbawahi koordinasi yang akan dilakukan dengan pemerintah Filipina untuk mencari dan membebaskan kelima WNI tersebut.
Lebih jauh Kemlu RI lewat perwakilan di Kota Kinabalu dan Tawau menghimbau agar awak kapal WNI tidak melaut dulu karena situasi keamanan di perairan Sabah yang belum terjamin. Calon pekerja migran Indonesia yang berangkat ke luar negeri juga dihimbau tidak bekerja sebagai awak kapal yang beroperasi di perairan Sabah dulu.
Penculikan kali ini hanya kurang dari satu bulan setelah pembebasan dua sandera, yang juga diculik dan disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan, Desember lalu.
Diketahui bahwa sepanjang 2000-2019 ada 39 WNI yang diculik kelompok Abu Sayyaf di Sabah, Malaysia. Satu dilaporkan meninggal dan satu lainnya masih disandera. Mereka rata-rata diculik ketika beraktivitas di laut, di sekitar Pantai Timur Sabah. [em/pp]