Kecelakaan kapal motor yang menelan korban kembali terjadi di Dana Toba, Sumatera Utara, hari Jumat malam (22/6), atau hanya berselang empat hari dari kecelakaan Kapal Motor Sinar Bangun.
Kepala tim SAR Medan Budiawan kepada pers membenarkan kecelakaan kapal motor Ramos Risma Marisi, yang baru mengantarkan penumpang dari Pulau Sibandang, kecamatan Muara, kabupaten Tapanuli Utara ke pelabuhan di kawasan Nainggolan.
Ketika hendak kembali ke Pulau Sibandang, kapal naas itu menabrak "kerambah" (semacam alat budidaya ikan yang terbuat dari bambu.red) disusul cuaca buruk yang mengakibatkan mesin kapal mati. Empat penumpang dan awak kapal selamat, satu lainnya hilang. Korban yang hilang diidentifikasi sebagai Rahmad Dani, usia 20 tahun.
Kabar kecelakaan kapal motor ini juga dikukuhkan oleh media pemantau informasi dunia maritim Indonesia “Jurnal Maritim” lewat akun Twitternya, “Hari ini (22/6) pukul 19 WIB, kapal motor Ramos Risma Marisi alami mati mesin dan terombang-ambing pada posisi antara Muara Nainggolan (Samosir) dan Pulau Sibandang (Tapanuli Utara), 70 kilometer dari Posko Tigaras. Karena panik lima orang terjun ke danau, empat selamat, satu masih hilang.”
Alat Sonar Belum Berhasil Melacak KM Sinar Bangun
Dalam perkembangan lainnya tim gabungan Basarnas, TNI, Polri, BPBD, sejumlah kapal, relawan dan warga setempat masih melanjutkan operasi untuk menemukan kapal motor Sinar Bangun dan penumpangnya yang tenggelam di Danau Toba Senin sore (18/6) di tengah cuaca buruk. Kapal 35 GT yang sedianya mengangkut 43 orang, dilaporkan membawa hingga 190 orang atau hampir lima kali lipat dari kapasitasnya.
Baca juga: Polisi Tahan Nakhoda Kapal KM Sinar Bangun
Salah satu kapal yang ikut membantu operasi pencarian hari Jumat (22/6) ikut membawa alat multi-beam scan sonar untuk melacak keberadaan kapal hingga di kedalaman 400 meter, tetapi alat itu belum menemukan kapal yang dicari. “Jurnal Maritim” mencuit lewat Twitter bahwa “hasil sonar yang diturunkan sore tadi (2/6), bangkai kapal KM #SinarBangun diperkirakan pada kedalaman 400-500 meter di bawah permukaan air. Bukan wilayah penyelamatan untuk manusia. (Info dari DirOps SAR Nasional).
Menurut rencana Basarnas akan mendatangkan alat yang sama dengan kemampuan yang lebih bagus, yang bisa menembus hingga kedalaman dua ribu meter. Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi kepada pers mengakui bahwa pihaknya belum tahu persis dimana koordinat kapal, tetapi sudah memiliki perkiraan. Sejumlah helikopter dikabarkan juga akan disertakan dalam operasi pencarian hari Sabtu (23/6). [em]