Presiden Donald Trump selama satu dekade berusaha mendapatkan proyek di China tetapii tidak berhasil. Untuk itu dia membuka kantor di China selama masa kampanyenya yang pertama pada 2016, serta menjalin kemitraan dengan perusahaan besar yang dikuasai pemerintah China, demikian dilaporkan oleh New York Times pada hari Selasa (20/10).
China merupakan satu dari tiga negara asing – dua lainnya, Inggris dan Irlandia - di mana Trump mempunyai rekening bank, menurut sebuah analisis New York Times terkait laporan pajak presiden AS itu. Rekening bank asing ini tidak muncul dalam laporan keuangan publik Trump, di mana ia harus mencantumkan aset pribadinya, karena menggunakan nama perusahaan.
Akun di China itu dikelola oleh Trump International Hotels Management LLC, yang menurut catatan pajak telah membayar pajak sebesar $ 188.561 di China ketika berusaha menjual izin lisensi di negeri tirai bambu itu dari tahun 2013 hingga 2015.
Menjawab beberapa pertanyaan dari New York Times, pengacara Trump Organization Alan Garten menyatakan perusahaan itu "membuka rekening di sebuah bank China yang memiliki cabang di Amerika Serikat untuk membayar pajak lokal" terkait dengan upaya melakukan bisnis di China. Ia menambahkan perusahaan itu telah membuka akun tersebut setelah mendirikan kantor di China untuk menjajaki potensi bagi pembukaan hotel di Asia."
Namun, menurut Garten, tidak ada kesepakatan, transaksi, atau aktivitas bisnis lainnya yang pernah terwujud di sana. Sejak tahun 2015, kantor itu tidak aktif,” kata Garten. “Meskipun rekening bank itu dipertahankan, namun tidak pernah digunakan untuk tujuan lain.”
Garten tidak bersedia mengidentifikasi nama bank China itu di mana rekening itu berada. [mg/jm]