Umat Islam Indonesia, yang tinggal di kota Washington, DC dan sekitarnya, merayakan Idul Fitri dengan sholat Ied bersama. Mereka diingatkan, bahwa peran mereka di Amerika bukan hanya sebagai pekerja, melainkan juga berbagi dengan masyarakat lain.
Itulah, menurut imam dan khatib sholat Ied, Mohamad Bashar Arafat, yang dimaksud rahmatan lil alamin. Cendekiawan muslim asal Suriah itu memuji Muslim Indonesia yang jauh berbeda dari muslim lain, terutama di Timur Tengah.
Dalam khutbahnya, ia mengajak Muslim Indonesia agar lebih berperan dalam memberi gambaran utuh mengenai Islam yang damai dan beragam, dan bahwa Islam tidak identik dengan Arab.
Di tengah sorotan tajam terhadap umat Islam di dunia, dan tingginya sentimen anti-Muslim khususnya di Amerika, menurut Arafat, inilah saatnya Muslim menegakkan ajaran agama dengan menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang damai, dan umat Islam menjadi dutabesar bagi agamanya.
Di antara lebih dari 2.000 umat Islam Indonesia yang mengikuti sholat Ied terdapat beberapa orang yang baru pertama kali berlebaran di Amerika, antara lain Mohamad Fajri dan Haifa Inayah.
Dalam acara halal bil halal di kediaman Dutabesar Indonesia untuk Amerika, selepas sholat Ied, keduanya mengaku kaget sekaligus terharu karena mendapati suasana khas Idul Fitri di Indonesia, walau berada jauh dari tanah air.
Acara sholat Idul Fitri diselenggarakan bersama oleh Kedutaan Besar Indonesia untuk Amerika dan Indonesian Muslim Association in America (IMAAM).
Presiden IMAAM Dr. Amang Sukasih mengatakan, pelaksanaan sholat Ied merupakan puncak kegiatan sukarelawan IMAAM yang bekerja sejak awal Ramadan, sebagian bahkan bekerja hampir 24 jam sehari.
Dalam Ramadan tahun ini, IMAAM menghimpun dana sekitar 62 ribu dolar yang akan digunakan membiayai kegiatan IMAAM sehari-hari dan membantu mewujudkan rencana pembelian rumah di sebelah masjid IMAAM center guna dijadikan madrasah bagi remaja. [ka/al]