Televisi pemerintah Suriah mengatakan dua ledakan bom di markas keamanan di Suriah utara hari Jumat menewaskan setidaknya 28 orang dan mencederai 235 lainnya sementara penumpasan pemerintah terhadap demonstran oposisi meningkat di seantero Suriah.
Ledakan itu menarget gedung intelijen militer dan markas tentara di kota Aleppo, Suriah utara, yang selama ini relatif tenang sejak pergolakan menentang rezim Presiden Bashar al-Assad dimulai Maret tahun lalu.
Televisi pemerintah Suriah menuding apa yang disebut “teroris bersenjata” atas ledakan-ledakan itu dan menayangkan video yang memperlihatkan mayat-mayat berlumuran darah di trotoar di luar gedung-gedung yang hancur. Tapi pemimpin pemberontak, yang mengetuai Tentara Pembebasan Suriah menolak bertanggungjawab dan menuduh pemerintah mengotaki ledakan-ledakan itu.
Dalam wawancara dengan VOA Kurdish Service, aktivis HAM Mahmoud Hamdush dari dekat Aleppo mengatakan tentara menutup jalan masuk dan keluar pusat kota untuk mencegah orang pergi ke pinggiran kota Aleppo di mana aksi protes besar menentang pemerintah dilancarkan.
Pemerintah terus melakukan penumpasan terhadap wilayah yang memberontak di seantero negara itu, terutama di Homs, di mana aktivis HAM Suriah mengatakan tank-tank pemerintah beroperasi di luar kawasan permukiman oposisi selama tujuh hari berturut-turut.
VOA berbicara dengan seorang saksi mata di pinggiran kota Homs, yang mengatakan tentara melepaskan tembakan ke arah jemaah yang keluar dari masjid dan bahwa sejumlah orang dilaporkan luka-luka. Ditambahkan, pemberontak tidak berencana mundur walau menghadapi tindakan keras pemerintah.
Larangan meliput di Suriah membuat VOA tidak bisa mengukuhkan laporan-laporan itu kepada pemertintah maupun oposisi. Aktivis lain di Homs mengungkapkan kepada VOA, serangan-serangan pemerintah tidak mengendur, dan bahwa bahkan berjalan satu blok di kota itu bisa mengundang maut. Ditambahkan, sudah ratusan orang tewas sejak serangan di Homs dimulai Sabtu pagi. Beberapa kawasan permukiman dilaporkan tanpa air dan listrik, dan pasokan kebutuhan pokok kian menipis.