Para aktivis mengatakan serangan gencar hari Selasa itu difokuskan pada daerah Baba Amr. Ini menandai hari keempat serangan pemerintah yang dimulai dengan apa yang kata para aktivis sebagai pembunuhan besar-besaran paling sedikit 200 penduduk Jumat malam sampai hari Sabtu.
Kantor berita pemerintah Suriah SANA menuding teroris bersenjata sebagai pelaku kekerasan itu.
Serangan gencar hari Selasa itu terjadi sementara Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan mengunjungi Damaskus untuk mengadakan pembicaraan dengan Assad. Kunjungannya menyusul veto oleh Rusia dan Tiongkok terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Suriah.
Lavrov hari Senin membela veto tersebut dengan mengatakan kecaman Barat dan Arab atas veto itu hampir seperti histeria.
Sementara itu, Amerika Serikat menutup kedutaannya di Suriah dan menarik semua sisa diplomatnya dari negara itu.
Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan Dutabesar Robert Ford dan staff diplomatik lainnya telah berangkat dari Damaskus menuju ibukota Yordania, Amman, hari Senin, dan meninggalkan Polandia untuk memberi pelayanan konsuler darurat bagi warga Amerika di Suriah. Departemen itu mengatakan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah gagal menanggapi secukupnya keprihatinan Amerika akan keamanan yang memburuk sekitar kedutaan di tengah kota itu.
Tetapi Wakil Asisten Menteri Luar Negeri Amerika, Aaron Snipe, mengatakan kepada VOA bahwa hubungan diplomatik tetap terbuka dengan pemerintahan Assad dan rakyat Suriah. Ia juga mengatakan bahwa dalam mem-veto resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Suriah, Rusia dan Tiongkok memberi suara dukungan pada pihak seorang pemimpin yang sekarang semakin lebih berani melakukan kejahatan yang keji terhadap rakyatnya.