Pejabat-pejabat Pakistan mengatakan serangan bom bunuh diri di taman umum yang ramai di Lahore, kota di Pakistan timur, Minggu (27/3) malam menewaskan lebih dari 65 orang dan melukai setidaknya 300 lainnya.
Di antara korban terdapat perempuan dan anak-anak, ujar Salman Rafiq, penasehat kesehatan pemerintah provinsi Punjab. Ia mengatakan, di antara korban yang dibawa ke rumah-rumahsakit setempat, terdapat orang-orang yang luka berat.
Saksi-mata melaporkan, sejumlah besar keluarga Kristen yang sedang merayakan Paskah juga berada di taman Gushan Iqbal itu ketika ledakan bom terjadi. Jamaatul Aurar, faksi Taliban Pakistan yang memisahkan diri, mengaku bertanggungjawab atas serangan bom itu dan menyatakan serangan itu secara khusus ditujukan kepada orang-orang Kristen.
Amerika mengutuk "dengan kata-kata paling keras" serangan di Lahore, menyebutnya "tindakan pengecut di taman yang selama ini merupakan tempat yang indah dan tenang," demikian isi pernyataan jurubicara Dewan Keamanan Nasional Ned Price.
Sementara itu di Islamabad, ribuan warga Pakistan berpawai melalui jalan-jalan ibukota hari Minggu, memrotes hukuman gantung bulan lalu terhadap seorang laki-laki yang didakwa membunuh seorang gubernur provinsi.
Pemrotes, umumnya aktivis partai-partai Islamis, berdemonstrasi menentang eksekusi Mumtaz Qadri yang menembak mati gubernur Punjab, Salman Taseer, tahun 2011 karena politisi itu menyerukan reformasi hukum Islam yang melarang penghujatan agama. [ka/jm]