Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Elaraby mengatakan Sabtu (28/1), organisasi itu menghentikan tugas para pemantau setelah pembicaraan dengan menteri-menteri luar negeri Arab. Dia menuduh Pemerintah Suriah menjadi penyebab meningkatnya kekerasan dan mengatakan para korban adalah penduduk yang tidak bersalah.
Keputusan membekukan misi itu disampaikan di tengah-tengah serangan luas pemerintah terhadap daerah-daerah di sekitar Ibukota Damaskuss dan kota-kota besar lainnya, Homs, Hama, Idlib dan Deir ez Zor. Video-video rekaman pihak oposisi menunjukkan pasukan artileri pemerintah menembaki paling sedikit enam kota besar dan kecil, sementara pemerintah dan pihak oposisi saling menuduh penyebab ledakan saluran pipa minyak.
Menteri Dalam negeri Suriah Mohammed al Shaar hari sabtu berjanji akan terus melakukan tindakan keras sampai negara itu bersih dari penghianat dan pembelot dan pelanggar undang-undang.
Para Dutabesar Liga Arab akan mengadakan pertemuan Sabtu mendatang untuk membuat keputusan akhir tentang misi tersebut.
Suriah menyatakan penyesalan dan terkejut atas keputusan Liga Arab menangguhkan misinya. Misi itu telah berada di Suriah selama sebulan untuk memantau janji Pemerintah Suriah menghentikan penumpasan terhadap pembangkang.
Sebuah rencana Liga Arab meminta Presiden Bashar al Assad agar menyerahkan kekuasaan dan membentuk pemerintah persatuan untuk mempersiapkan pemilu.