Tokoh kiri berusia 64 tahun, Andres Manuel Lopez Obrador, yang memulai kariernya dalam politik Meksiko beberapa dekade lalu sebagai advokat untuk hak-hak pribumi, telah memenangkan pemilihan presiden negara itu.
Dia mengatakan hari Minggu (1/7) bahwa memberantas korupsi dan kekebalan hukum akan menjadi misi utama pemerintahnya.
Fokus utama lain pemerintahannya pasti akan berhubungan dengan pemerintah Amerika dan Presiden Donald Trump, yang kampanye kepresidenannya termasuk retorika yang menjanjikan akan membuat Meksiko membayar biaya dinding perbatasan. Trump juga menggambarkan sebagian orang Meksiko yang menyeberang perbatasan dan tinggal di Amerika Serikat sebagai penjahat dan pemerkosa.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan Meksiko kembali berkobar baru-baru ini setelah kebijakan “tanpa toleransi” pemerintahan Trump, yang termasuk pemisahan anak-anak dari orang tua mereka, yang banyak di antara mereka adalah orang Meksiko, di perbatasan AS-Meksiko. Kebijakan itu direvisi setelah terjadi kutukan meluas terhadap praktik tersebut.
Namun, Trump mengucapkan selamat kepada Lopez Obrador hari Minggu lewat cuitan di Twitter yang berbunyi: “Selamat kepada Andres Manuel Lopez Obrador atas kemenangan menjadi Presiden Meksiko berikutnya. Saya sangat menantikan untuk bekerja sama dengannya. Ada banyak yang harus dilakukan yang akan menguntungkan Amerika Serikat dan Meksiko!”
Kedua lawan Lopez Obrador dalam pemungutan suara hari Minggu itu – Jose Antonio Meade, dari partai PRI yang berkuasa, dan Ricardo Anaya dari Partai PAN – mengucapkan selamat dan sukses demi “kesejahteraan Meksiko.” [lt]
