Presiden Prancis Emmanuel Macron, Selasa (8/2) dijadwalkan bertolak ke Ukraina untuk melakukan pembicaraan mengenai ketegangan Ukraina-Rusia dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy.
Kunjungan itu berlangsung sehari setelah ia memuji Zelenskyy atas “pengendalian diri yang hebat” dalam menghadapi pengerahan puluhan ribu tentara Rusia di perbatasan negaranya.
Berbicara setelah pembicaraan berjam-jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Macron juga menekankan perlunya bagi Eropa untuk bekerja sama dengan Rusia dalam mencari “jalan dan cara” untuk membangun masa depan bersama sebagai bangsa Eropa.
“Yang kedua, dan saya pikir kita dapat menyepakati ini dengan Presiden Putin, Rusia adalah Eropa. Mereka yang percaya pada Eropa harus dapat bekerja sama dengan Rusia untuk menemukan jalan dan cara untuk membangun masa depan dengan Eropa dan bangsa Eropa. Apakah ini tugas yang mudah? Tidak. Tetapi apakah Eropa dibangun melalui prakarsa yang mudah dan dengan hasil segera? Tidak,” katanya.
Macron mengatakan “sejumlah rencana usulan” muncul dari pembicaraannya dengan sejawat Rusianya itu di Moskow pada hari Senin. Namun ia tidak memberikan rinciannya.
Citra satelit menunjukkan pengerahan militer Rusia di bagian selatan Belarus, dekat perbatasan dengan Ukraina, di tengah-tengah meningkatnya ketegangan mengenai kemungkinan konflik.
Rusia telah membantah memiliki rencana menyerang tetangganya tetapi menuntut agar AS dan sekutu-sekutunya melarang Ukraina dan bekas negara-negara Soviet lainnya bergabung dengan NATO, menghentikan penempatan senjata di sana dan menarik pasukan NATO dari Eropa Timur. Washington dan NATO menolak tuntutan tersebut. [uh/ka]
