Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Senin (7/2), dalam upaya untuk meredam ancaman invasi Rusia terhadap Ukraina.
Pada awal pertemuan, Macron mengatakan kepada Putin, "Diskusi ini bisa menjadi awal ke arah yang ingin kita tuju, yakni de-eskalasi untuk "mencegah perang" dan "membangun elemen-elemen kepercayaan diri, stabilitas dan visibilitas bagi semua pihak."
Namun sebelumnya, Kremlin telah mengatakan pihaknya tidak mengharapkan akan ada resolusi segera.
"Situasinya terlalu kompleks untuk mengharapkan terobosan penting hanya dalam satu pertemuan," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada para wartawan.
"Dalam beberapa hari belakangan ini, tidak ada perkembangan baru mengenai jaminan keamanan bagi Rusia," kata Peskov. "Para perwakilan Barat lebih memilih untuk tidak menyinggung topik ini."
Moskow telah menerjunkan lebih dari 100.000 tentara di sepanjang perbatasan timur Ukraina dengan Rusia dan di negara sekutunya, Belarus. Negara-negara Barat khawatir Putin sewaktu-waktu bisa memerintahkan invasi ke bekas republik Soviet itu.
Prancis, AS dan sekutu-sekutu NATO telah menolak tuntutan Moskow yang meminta agar Ukraina tidak masuk dalam keanggotaan aliansi militer Barat yang terbentuk setelah Perang Dunia II itu.
Macron, sebelum meninggalkan Paris, mengatakan kepada harian Le Journal du Dimanche, "Kami harus sangat realistis. Kami tidak akan bisa mendapat sikap sepihak, tapi ini penting untuk mencegah memburuknya situasi, sebelum membangun mekanisme dan sikap saling percaya." Setelah bertemu dengan Putin, Macron bertolak ke Kyiv untuk berbicara dengan para pemimpin Ukraina, Selasa (8/2). [vm/es]
Sumber: Associated Press, Reuters
