Presiden Venezuela Nicolas Maduro hari Kamis (2/5) masih berupaya mempertahankan kekuasaannya dengan menyerukan kepada angkatan bersenjata negara itu untuk menentang “komplotan kudeta” setelah pemimpin kelompok oposisi Juan Guaido gagal mengajak para pemimpin militer untuk membelot.
Dalam pidato di sebuah acara militer yang disiarkan televisi, Maduro mengatakan setelah demonstrasi besar-besaran selama dua hari “kini kita dalam pertempuran, pertahankan moral kita untuk melucuti setiap pengkhianat dan komplotan kudeta.”
Juan Guaido, yang didukung oleh sekelompok kecil pasukan keamanan yang membelot, awal pekan ini menyerukan pemberontakan besar-besaran terhadap Maduro. Ribuan orang berunjukrasa di jalan-jalan ibukota Caracas pada hari Selasa (30/4) dan Rabu (1/5). Sebagian demonstran melemparkan batu ke arah pasukan keamanan, yang dibalas dengan tembakan peluru tajam, peluru karet dan gas air mata. Empat orang tewas dalam bentrokan dan puluhan lainnya luka-luka.
Sejumlah besar pemimpin militer tampaknya tidak membelot, namun pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido telah mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara negara itu Januari lalu. Hal ini telah diakui oleh Amerika dan sekitar 50 negara lain.
Guaida menyerukan aksi pemogokan pada hari Kamis (2/5), tetapi sejauh ini jalan-jalan di ibukota masih dalam situasi tenang.
Pejabat-pejabat tinggi Amerika terus menyuarakan dukungan bagi pemberontakan melawan Maduro.
Dalam sebuah acara di Gedung Putih, Presiden Donald Trump mengatakan, “Saya ingin memulai acara ini dengan mengirim doa bagi rakyat Venezuela yang sedang berjuang meraih kebebasan. Penindasan brutal terhadap rakyat Venezuela harus berakhir dan hal ini harus diakhiri segera.”
Ditambahkannya, “Orang-orang (menderita) kelaparan. Mereka tidak punya makanan, air bersih. Negara yang pernah menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Kami doakan Venezuela dan kami siap membantu.”
Pernyataan Trump itu hanya berselang sehari setelah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan Trump siap melakukan campur tangan secara militer di Venezuela. “Jika ini yang diperlukan, maka Amerika akan melakukannya,” ujar Pompeo.
Tetapi baik Pompeo maupun Trump tidak merinci apa yang akan mendorong mereka mengirim pasukan ke Venezuela.
Pemogokan akan menjadi strategi terbaru Guaido untuk memaksa mundur Maduro.
Jutaan rakyat Venezuela yang tidak kuasa lagi menghadapi inflasi, kelangkaan pangan dan BBM, kurangnya layanan kesehatan dan pemadaman listrik berkala, telah melarikan diri dari negara itu. (em)