Pemerintah Barack Obama, Selasa (26/5), mengambil posisi berseberangan dengan Google Inc dan mengatakan bahwa Mahkamah Agung AS tidak usah menyidangkan gugatan banding perusahaan tersebut melawan Oracle Corp, dengan implikasi-implikasi luas untuk industri teknologi, menurut dokumen pengadilan.
Kasus itu mencakup sejauh mana perlindungan hak cipta harus menyentuh bahasa pemrogaman Java. Oracle memenangkan sidang di pengadilan banding federal tahun lalu, yang memungkinkan mereka menetapkan hak cipta untuk sebagian Java, sementara Google merasa mereka seharusnya bebas menggunakan Java tanpa membayar biaya lisensi.
Google, yang menggunakan Java untuk merancang sistem operasi ponsel Android miliknya, naik banding ke Mahkamah Agung. Pengadilan tinggi itu kemudian meminta pendapat pemerintahan Obama apakah mereka harus memproses kasus ini atau tidak.
Menurut Google, kemenangan Oracle akan merusak “sejumlah besar inovasi” karena para pengembang perangkat lunak tidak akan dapat secara bebas mengembangkan karya satu sama lain. Namun Oracle mengatakan perlindungan hak cipta efektif merupakan kunci inovasi perangkat lunak.
Dalam dokumen pengadilan yang diserahkan Selasa, Jaksa Agung Muda AS Donald Verrilli mengatakan, argumen Google bahwa kode tidak berhak mendapatkan perlindungan hak cipta “kurang berdasar” dan tidak perlu dikaji oleh Mahkamah Agung.
Verrilli menambahkan bahwa Google telah mengemukakan “keprihatinan penting” mengenai dampak pemberlakuan hak cipta Oracle terhadap pengembangan perangkat lunak, namun mengatakan bahwa isu-isu tersebut dapat dibahas lewat pembelaan “penggunaan yang adil” secara terpisah.