Langkah ini bisa memaksa Google membayar denda milyaran dolar bila terbukti Google menjalankan bisnisnya di blok 28 negara tersebut dengan ilegal, termasuk biaya pertikaian hukum yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Uni Eropa bisa menetapkan denda sampai 10 persen dari pendapatan tahunan, atau sekitar 6 milyar dolar, dan memaksa Google merombak sistemnya dalam merekomendasikan website di Eropa.
Komisi eksekutif Uni Eropa mengatakan mereka menemukan bukti Google "memberikan perlakuan sistematik yang menguntungkan" terhadap layanan Google Shopping mereka dan merugikan lainnya dalam hasil pencarian umumnya.
Margrethe Vestager, komisaris kompetisi Uni Eropa, mengatakan bahwa hal tersebut menjadi masalah karena Google sangat dominan di Eropa. Google memiliki pangsa pasar lebih dari 90 persen untuk pencarian Internet di Uni Eropa, dibandingkan sekitar 70 persen di AS.
"Google Shopping selalu muncul pertama bukan karena kualitasnya,'' kata Vestager. "Perusahaan yang dominan punya tanggungjawab untuk tidak menyalahgunakan posisi mereka yang sangat kuat di pasar."
Ia mengatakan tujuan utamanya adalah memastikan perusahaan multinasional tidak menutup hak konsumen Eropa untuk mempunyai sebanyak mungkin pilihan atau mengekang inovasi. Ia menekankan bahwa salah satu dari empat perusahaan yang mengeluh tentang Google adalah saingan Google di AS.
Monique Goyens, direktur jenderal Organisasi Konsumen Eropa, mengatakan bahwa "Google yang menetapkan perusahaan apa saja yang muncul di halaman belanja."
Dalam penyelidikan terpisah terhadap Android, Uni Eropa menuduh Google melanggar peraturan dengan menghambat sistem operasi saingan, aplikasi dan layanan, dan hal itu merugikan baik konsumen maupun inovator.
Uni Eropa selama bertahun-tahun mencoba meraih kesepakatan dengan Google, tapi mengatakan bahwa perusahaan tersebut tidak sepenuhnya menanggapi kekhawatiran mereka. Perusahaan yang berbasis di Mountain View, California, hari Rabu (15/4) menyangkal tuduhan-tuduhan Uni Eropa tersebut.
Google punya waktu 10 minggu untuk menanggapi tuduhan-tuduhan tersebut.
Amit Singhal, wakil presiden senior Google Search, mengatakan bahwa "Google mungkin mesin pencari yang paling banyak digunakan, tapi orang-orang kini bisa menemukan dan mengakses informasi dengan berbagai cara, dan tuduhan bahwa Google merugikan konsumen dan kompetitor tidak tepat."
Tentang perbandingan belanja di internet, Singhal menulis di sebuah blog, "sudah jelas ada (a) banyak sekali kompetisi (termasuk dari Amazon dan eBay, dua situs belanja terbesar di dunia) dan (b) hasil di layanan belanja Google tidak merugikan kompetisi."
Jerman dan Perancis, yang dengan keras menentang kesepakatan yang lunak dengan perusahaan AS tersebut, menyambut langkah yang diambil pada hari Rabu (15/4) tersebut.
Menteri Ekonomi Jerman Sigmar Gabriel mengatakan bahwa "kita butuh peraturan Eropa yang jelas agar persaingan yang sehat bisa terjadi di jaman digital ini."
Thomas Vinje, penasehat hukum untuk FairSearch Europe, kelompok yang mendorong regulator Uni Eropa untuk mengendalikan Google, mengatakan bahwa langkah tersebut adalah "langkah penting untuk mengakhiri praktek-praktek anti-persaingan Google, yang telah merugikan inovasi dan pilihan konsumen."