TOKYO —
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pendidikan dan kebudayaan, UNESCO, telah menambahkan makanan Jepang tradisional ke dalam daftar warisan budaya dunia, menjadikannya makanan nasional kedua yang telah menerima penghargaan tersebut.
Komite UNESCO mengumumkan keputusan tersebut Rabu (4/12) dalam sebuah pertemuan di Azerbaijan.
Sebelumnya, hanya makanan Perancis yang telah diberi penghargaan tradisi kuliner nasional. UNESCO juga telah mengapresiasi makanan-makanan tertentu dari Meksiko dan Turki, dan menambahkan cara makan Mediterania – tradisi membagi makanan dan makan bersama – pada pertemuan minggu ini.
Dikenal sebagai "washoku," masakan tradisional Jepang memasukkan bahan-bahan musiman, serta memiliki rasa yang unik dan cara makan yang berakar dalam tradisi ratusan tahun.
Jepang berharap penghargaan dari UNESCO ini akan mengirimkan pesan global dan meningkatkan upaya untuk menyelamatkan washoku di dalam negeri.
Para ‘fundamentalis’ khawatir orang-orang Jepang mulai beralih dari masakan tradisional yang menghabiskan waktu, seiring meningkatnya popularitas makanan siap saji dan makanan Barat dan tingginya kesibukan mereka.
Masanori Aoyagi, komisioner Badan Urusan Budaya Jepang, mengatakan pada komite UNESCO bahwa washoku memberi orang Jepang rasa ikatan sosial. Ia mengatakan masakan itu rendah kalori dan sehat, namun tidak berpengaruh padanya karena “saya selalu makan dua porsi.” (AP)
Komite UNESCO mengumumkan keputusan tersebut Rabu (4/12) dalam sebuah pertemuan di Azerbaijan.
Sebelumnya, hanya makanan Perancis yang telah diberi penghargaan tradisi kuliner nasional. UNESCO juga telah mengapresiasi makanan-makanan tertentu dari Meksiko dan Turki, dan menambahkan cara makan Mediterania – tradisi membagi makanan dan makan bersama – pada pertemuan minggu ini.
Dikenal sebagai "washoku," masakan tradisional Jepang memasukkan bahan-bahan musiman, serta memiliki rasa yang unik dan cara makan yang berakar dalam tradisi ratusan tahun.
Jepang berharap penghargaan dari UNESCO ini akan mengirimkan pesan global dan meningkatkan upaya untuk menyelamatkan washoku di dalam negeri.
Para ‘fundamentalis’ khawatir orang-orang Jepang mulai beralih dari masakan tradisional yang menghabiskan waktu, seiring meningkatnya popularitas makanan siap saji dan makanan Barat dan tingginya kesibukan mereka.
Masanori Aoyagi, komisioner Badan Urusan Budaya Jepang, mengatakan pada komite UNESCO bahwa washoku memberi orang Jepang rasa ikatan sosial. Ia mengatakan masakan itu rendah kalori dan sehat, namun tidak berpengaruh padanya karena “saya selalu makan dua porsi.” (AP)