Mantan perdana menteri itu, dikenal sebagai “Perempuan Besi”, dituduh menyalahgunakan kekuasaan sehubungan dengan kontrak yang ditandatanganinya dengan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin setelah sengketa mengenai gas dengan Rusia pada awal 2009.
Para pejabat Ukraina menuduh Tymoshenko menyebabkan negara rugi hampir 200 juta dolar setelah ia menandatangani perjanjian energi baru dengan Putin tidak lama setelah terjadi gangguan dalam pengiriman gas.
Para pejabat Ukraina juga mengatakan Tymoshenko memaksa pimpinan perusahaan Naftogaz menandatangani kesepakatan dengan perusahaan Rusia Gazprom.
Tymoshenko mengatakan tidak bersalah dan mengecam Presiden Ukraina Viktor Yanukovych sebagai saingan yang takut dengan persaingan politik.
Ia mengatakan pengadilan rekayasa terhadapnya dilakukan tidak henti-hentinya dan akan terus berlangsung sampai pemilu parlemen mendatang untuk menghalanginya berperan serta dalam politik dan membantu rakyat.
Mantan perdana menteri itu kalah tipis dari Yanukovych dalam pemilihan presiden tahun lalu. Tymoshenko menjadi tokoh yang dikenal dunia internasional tahun 2004, dengan kepangan rambutnya, sebagai pemimpin “Revolusi Oranye”. Demonstrasi di jalan-jalan berhasil mengakhiri upaya pertama Yanukovych untuk menjadi presiden.
Tymoshenko mengatakan Yanukovych adalah penghasut apa yang disebutnya proses pengadilan yang tidak jujur yang mungkin bisa menghukum Tymohenko atas tuduhan penyalagunaan kekuasaan itu.
Tuduhan-tuduhan itu bisa mengakibatkan hukuman penjara maksimum 10 tahun.