Mantan presiden Brazil yang sedang dipenjara akan mundur dari pencalonan dalam pemilu bulan depan dan mengalihkan pencalonan kepada pasangannya, Fernando Haddad.
Luiz Inacio Lula da Silva, yang biasa dikenal sebagai Lula, dilarang oleh pengadilan tinggi pemilu di Brazil untuk mencalonkan diri. Namun ia masih mendapat dukungan luas, meskipun dijatuhi hukuman 12 tahun penjara karena korupsi.
Partai Pekerja Da Silva telah mengajukan beberapa banding untuk mempertahankan namanya pada kartu suara. Tapi pada Selasa (11/9), partai itu menggantinya dengan Haddad.
"Perjuangan baru saja dimulai. Mari berjuang Haddad! Haddad adalah Lula!" kata partai itu dalam cuitan di Twitter. " Ia adalah seorang menteri Lula, ia adalah pengacara Lula dan yang paling penting: ia adalah sahabat Lula."
Da Silva disukai dalam jajak pendapat. Popularitasnya diikuti oleh kandidat nasionalis, Jair Bolsonaro, yang mengalami penusukan pada perutnya selama kampanye pekan lalu. Ia masih dirawat di rumah sakit dan diperkirakan akan pulih.
Sebuah jajak pendapat Datafolha yang diterbitkan pada Senin (10/9), yang pertama sejak penusukan itu menunjukkan Bolsonaro meraih 24 persen suara potensial, naik 2 persen dari bulan sebelumnya. Haddad, di tempat keempat, mencapai 9 persen, naik dari lima.
Partai pekerja berharap popularitas Haddad akan meningkat dalam jajak pendapat setelah mendapat dukungan resmi da Silva, Selasa.
Da Silva mencuit sebuah pesan kepada para pendukungnya: "Jadi saya meminta kepada Anda, dari lubuk hati , kepada semua orang yang akan memilih saya, untuk memilih Kamerad @Haddad_Fernando untuk Presiden Republik."
Pemilu akan diadakan tanggal 7 Oktober. Jika tidak ada kandidat yang memenangkan mayoritas, pemilu putaran kedua akan diadakan pada 28 Oktober. [my]