Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menunjuk mantan Wali Kota New York Michael Bloomberg sebagai utusan khusus untuk aksi iklim.
Miliarder bisinis media itu ditugaskan untuk mendukung KTT Iklim PBB tahun depan untuk memaparkan keberhasilan perjanjian iklim Paris 2015 yang bertujuan membatasi produksi gas rumah kaca.
Presiden Amerika Donald Trump tahun lalu mengatakan Amerika Serikat mundur dari perjanjian penting itu yang ditandatangani oleh lebih dari 200 negara dan entitas.
Baca: Kebijakan Lingkungan dan Energi Berubah di Bawah Pemerintahan Trump
Dalam kampanye pemilihan presiden 2016, Trump sering menyebut perubahan iklim sebagai "kebohongan."
"Harapan saya adalah Presiden Trump mendengarkan para penasihatnya dan melihat data dan mengubah pendapatnya," kata Bloomberg kepada wartawan pada pertemuan dengan Guterres.
"Presiden ini biasa mengubah pandangannya, biasanya dari satu hari ke hari berikutnya, tapi mudah-mudahan ia akan melakukannya untuk jangka panjang."
Bloomberg sejak lama menjadi aktivis perubahan iklim. Ia menyumbang puluhan juta dolar untuk aktivitas lingkungan dan ditunjuk sebagai utusan khusus untuk kota-kota dan perubahan iklim oleh Sekretaris PBB Ban Ki-moon pada 2014.
Baca: Dalam COP-23, AS Pertahankan Sikap Soal Kesepakatan Paris
Pada Senin (5/3), Bloomberg menulis lewat Twitter: "Di seluruh dunia, solusi dari bawah ke atas memimpin perang melawan perubahan iklim. Sebagai Utusan Khusus untuk Tindakan Iklim yang baru, saya akan bekerja dengan tokoh negara dan non-negara untuk membantu menerapkan kebijakan yang mengurangi emisi dan membangun ketahanan. "
Menurut ketentuan dalam perjanjian Paris, Amerika bisa secara formal memberitahukan rencananya untuk menarik diri pada 2019, tiga tahun setelah kesepakatan itu mulai berlaku.
Penarikan diri itu akan berlaku setahun kemudian, pada 2020. [my/ds]
