Mantan Wakil Presiden Venezuela Tarek El Aissami pekan lalu mengecam Washington setelah pemerintahan Trump menetapkan dia bersama pengusaha Venezuela Samark Jose Lopez Bello, dalam Daftar Orang Yang Paling Dicari untuk perdagangan narkotika internasional dan pencucian uang.
El Assami dituduh mengelola jaringan perdagangan narkotika luas yang melibatkan militer Venezuela, dan anggota keluarganya lainnya yang juga memegang posisi kunci pemerintah. Ia sebelumnya juga dituduh oleh mantan kepala mata-mata Venezuela yang membelot baru-baru ini, terkait gerakan Hezbollah yang didukung Iran.
Langkah ini menyusul penunjukan Aissami 2017 yang sekarang menjadi menteri industri dan produksi Venezuela, sebagai "penyelundup narkotika yang ditetapkan secara khusus" oleh Departemen Keuangan AS.
"Saya tidak akan menyerah pada serangan baru oleh imperialisme AS ini," katanya di televisi pemerintah Venezuela, "Saya menganjurkan kekuatan lebih besar untuk pengerahan gerakan populer dan sipil nasional pada pasukan nasional kita," tambahnya.
Presiden Nicolas Maduro sebelumnya juga membela "wakil presiden ekonominya," dengan mengatakan El Aissami adalah korban "penghukuman politik oleh Donald Trump yang rasis dan anti-Arab."
El Aissami yang berasal dari Suriah, punya kaitan erat dengan gerakan-gerakan radikal Timur Tengah yang mendukung pemerintahan Venezuela dan menerima hasil dari operasi perdagangan narkobanya, sebagai mana dikatakan Jenderal Hugo Carvajal, mantan direktur layanan kontra intelijen militer Venezuela. [my/ft]