Gedung Putih menyatakan akan mempertimbangkan cara-cara di luar diplomasi jika Korea Utara menyulut kembali ketegangan terkait program nuklirnya, dengan mewujudkan apa yang disebutnya sebagai ancaman “hadiah Natal.” Pyongyang telah menetapkan tenggat akhir tahun bagi AS untuk melunakkan sikapnya mengenai pembicaraan nuklir yang telah macet sejak Februari lalu.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un baru-baru ini menjanjikan kejutan Natal untuk AS. Para pakar meyakini ancaman samar-samar ini memperlihatkan perasaan frustrasi Kim sehubungan dengan macetnya pembicaraan mengenai program nuklir Korea Utara.
Presiden Donald Trump, pada Malam Natal di tempat peristirahatannya di Mar-A-Lago, Florida, bergurau mengenai kemungkinan kejutan tersebut. Ia mengatakan, “Mari kita lihat. Mungkin ini hadiah yang menyenangkan. Mungkin ini hadiah di mana ia mengirimi saya vas yang indah, bukannya uji coba nuklir, kan? Saya mungkin mendapat vas. Saya mungkin mendapatkan hadiah yang bagus darinya. Kita tidak tahu, kita tidak pernah tahu.”
Para pakar menyatakan hadiah yang tidak begitu bagus itu bisa berkisar dari uji coba misil jarak jauh atau uji coba nuklir bawah tanah, hingga peluncuran satelit ke antariksa.
Hari Minggu, Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O’Brien memuji diplomasi pribadi Presiden Trump dengan Kim. Dalam acara televisi ABC This Week, O’Brien mengemukakan, "Kim Jong-un berjanji akan mendenuklirisasi Semenanjung Korea. Kami ingin membuatnya memenuhi komitmen itu. Jika tidak, kami memiliki cara lain, dan kami akan menggunakannya sesuai kebutuhan.”
Tetapi pendahulu O’Brien, John Bolton, termasuk di antara yang menyatakan Korea Utara tidak akan melakukan denuklirisasi. Hubungan diplomatik antara Trump dan Kim memang terus putus-sambung. O’Brien mengatakan presiden memberi Pyongyang berbagai opsi selama pembicaraan antara pemerintahannya dengan Korea Utara.
Dalam acara televisi ABC This Week itu O’Brien menambahkan, “Ada dua jalan yang membentang di hadapannya. Ia bisa memilih jalan yang mulia bagi rakyat Korea Utara, di mana mereka dapat menjadi seperti Korea Selatan dan menjadi negara yang sangat makmur, sangat kaya, atau memilih jalan lainnya yang menjerumuskan mereka ke jalan penuh sanksi dan pengucilan serta menjadi negara paria.”
Korea Utara telah melakukan 13 uji coba misil balistik jarak pendek dan artileri roket pada tahun 2019. Trump meremehkan uji coba tersebut yang dianggapnya tidak penting. [uh/ab]