Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat AS yang berpengaruh, hari Senin (4/1) mengritik pemerintahan Obama karena telah menunda lebih lanjut kegiatan patroli "kebebasan navigasi" dalam jarak 12 mil laut dari pulau-pulau yang dibangun oleh China di Laut China Selatan.
Senator John McCain mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kurangnya tindakan AS itu telah memungkinkan China untuk terus "mengejar ambisi teritorial" di kawasan itu, terakhir dengan mendaratkan sebuah pesawatnya di sebuah pulau buatan di kepulauan Spratly pada hari Sabtu (2/1).
McCain menambahkan bahwa kurangnya patroli tambahan oleh AS tahun lalu adalah "mengecewakan, namun tidak mengherankan."
Dia mengatakan, bahwa pemerintahan Obama mungkin "tidak mampu mengelola kompleksitas antar keamanan nasional" atau "menghindari risiko melakukan apa yang diperlukan guna menjaga tatanan di kawasan Asia-Pasifik."
Para analis mengatakan peningkatan kehadiran militer China di laut yang disengketakan pada akhirnya dapat memperkuat zona pertahanan udara yang dikendalikan Beijing di kawasan itu, serta meningkatkan ketegangan dengan negara-negara lainnya yang mempunyai klaim teritorial dan Amerika Serikat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby Senin (4/1) mengatakan pendaratan pertama pesawat China di sebuah pulau di wilayah yang disengketakan telah "memicu ketegangan dan mengancam stabilitas regional."
Para pejabat AS tetap berkomitmen untuk menegakkan "kebebasan navigasi" dengan melakukan patroli di dekat pulau-pulau yang disengketakan, namun masih memperdebatkan soal waktu yang tepat, kata seorang pejabat pertahanan AS.
Washington berpendapat bahwa pulau-pulau yang dibangun China di Laut China Selatan tidak mempunyai hak terhadap batas teritorial di bawah hukum internasional, karena pulau-pulau tersebut tenggelam di bawah permukaan laut, pada saat pasang.
Sementara itu China mengatakan bahwa pulau-pulau akan digunakan terutama untuk keperluan sipil, seperti aktivitas penjaga pantai dan penelitian perikanan. [pp/dw]